WAikabubak. KlikNTT. Com— Pulau Sumba memiliki simbol-simbol adat dan budaya daerah yang patut dilestarikan dan dipamerkan sebagai salah satu daya tarik wisata. Sumba sangat terkenal dengan tenun ikat dan motif-motifnya yang unik serta khas. Salah satu ikon yang mendunia yaitu tempat bermukimnya ribuan ekor kuda sandalwood.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si saat membuka dan melepas Parade 1001 Kuda Sandalwood serta Festival Tenun Ikat di Lapangan Manda Elu Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Sabtu (8/7/2017). Dengan dilaksanakannya event Festival Sandalwood ini, kata Litelnoni, diharapkan dapat mendorong pengembangan obyek wisata dan percepatan pembangunan infrastruktur di daratan Sumba.
Baca: Sehari Setelah Peringatan HUT Bhayangkara ke-71, Wartawan Gelar Aksi Damai ke Polda NTT
Acara pelepasan Parade 1001 Kuda Sandalwood serta Festival Tenun Ikat ini juga dihadiri Ketua Komisi I DPRD Provinsi NTT, Kasintus P. Ebu Tho, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTT, Drs. Alexander Sena, Forkompimda Kabupaten Sumba Barat, Wakil Bupati Sumba Barat beserta Ibu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Barat beserta Ibu, Kadis Perhubungan Provinsi NTT, Richard Djami, Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT, Drs. Semuel D. Pakereng, M.Si serta undangan lainnya.
Menurut Litelnoni, untuk membangun pariwisata di Kabupaten Sumba Barat perlu adanya dukungan dari semua pihak dan yang lebih penting lagi, harus gencar melakukan promosi sambil mempersiapkan infrastruktur yang baik. Karena berbicara pariwisata tidak seperti menjual kacang goreng di pasar.
“Kita harus bisa meramu secara baik pengelolaan pariwisatanya. Masyarakat Kabupaten Sumba Barat juga dituntut memberikan keramahan agar wisatawan menjadi betah dan dapat memberikan informasi yang baik kepada wisatawan yang datang,” kata Litelnoni.
Sementara Bupati Sumba Barat, Drs Agustinus Niga Dapawole menyampaikan proficiat dan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan Festival Parade 1001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat di Kabupaten Sumba Barat.
“Meski dengan berbagai keterbatasan yang ada akhirnya kita dapat menyaksikan pagelaran pada hari ini. Kita berharap melalui kegiatan ini, nama Sumba terus mencuat sebagai salah satu destinasi wisata favorit, tidak hanya di lingkup domestik namun juga mancanegara,” kata Dapawole.
Dapawole mengatakan, Festival Sandalwood dan Tenun Ikat memiliki arti penting dan bermakna strategis dalam upaya menjaga, melestarikan dan sekaligus mempromosikan budaya Sumba pada level nasional maupun internasional.
“Bagi kami Bali adalah masa lalu, Labuan Bajo masa kini dan Sumba adalah masa depan,” kata Dapawole yang disambut tepuk tangan meriah masyarakat Kabupaten Sumba Barat.
Asisten I Setda Kabupaten Sumba Barat, Drs. Ibrahim Kedu Jawa selaku panitia, dalam laporannya mengatakan, jumlah peserta Festival Sandalwood terdiri dari Kota Waikabubak 65 ekor kuda, Kecamatan Loli 65 ekor kuda, Wanokaha 50 ekor kuda, Lamboya 40 ekor kuda, Tana Righu 20 ekor kuda dan Lamboya Barat 10 ekor kuda. Sedangkan Festival Tenun Ikat dari Kota dan Loli sebanyak 100 orang dan Lamboya 71 orang.( Siaran Pers Biro Humas NTT)