Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Koordinator ( APR) NTT : Masyarakat NTT masih jauh dari kata sejahtera

166
×

Koordinator ( APR) NTT : Masyarakat NTT masih jauh dari kata sejahtera

Sebarkan artikel ini

Kupang_KlikNTT. Com – Memperingati Hari Tani Nasional Puluhan Masa demonstran Aliansi Perjuangan Rakyat (APR) NTT yang tergabung atas Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah NTT, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksikutif Kota Kupang, Pemuda Oebelo Peduli Rakyat Tertindas (POPRATER) Oebelo dan Gerakan Pemuda Amfoang Barat Laut (GP Ambal) kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan kampus undana baru Kupang pada Hari senin, (25/09/2017)

Salah satu Koordinator Lapangan Gecio A. Viana kepada media ini mengatakan” Saat ruang demokrasi yang terbuka setelah 32 tahun dari perjuangan rakyat, posisi kaum tani pun tak berbeda,apalagi di perparah dengan kebijakan Neo-liberalisme pemerintah seperti perdagangan bebas, pencabutan subsidi, kenaikan harga BBM, pupuk, obat-obatan, dan impor beras yang semakin menghancurkan daya produksi pertanian nasional,

“hasilnya dapat kita tahu bahwa kemiskinan menjadi potret yang khas bagi kaum tani di Indonesia.

Provinsi NTT sebagai daerah agraris dimana mayoritas rakyatnya menggantungkan hidup dari sektor pertanian yang terkonsentrasi dipedesaan, kaum tani masih belum mendapatkan keadilan dan kesejahteraan,dapat dilihat bahwa dibawah rejim hari ini kaum tani tidak memiliki tanah yang cukup untuk bertani, bahkan untuk bertani subsisten saja tidak bisa lagi dilakukan karena lahan yang terbatas (rata-rata 0,5 Ha), anomali musim, kekeringan,

Gracio menambahkan perampasan lahan, konversi lahan rakyat demi pembangunan dan pertambangan, mahal dan langkanya pupuk, belum memadainya modal, teknologi pertanian serta jaminan pasar serta proteksi harga untuk hasil produksi petani. Karna rakyat (Kaum tani) tidak mampukan dan dimiskinkan secara strutural ini maka pilihan menjadi petani tidak lagi dipilih karena tidak mampu merubah ekonomi dan taraf hidup. Menjadi buruh migran di luar negeri (TKI/TKW), melakukan urbanisasi ke kota dan pekerjaan informal lain dengan keterampilan dan pengetahuan yang rendah dari rakyat menjadi solusi lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat.

Lanjut  Gracio dilain sisi pemprov NTT begitu getolnya mengumbar tentang perbaikan sistem pertanian di NTT tetapi semuanya masih jauh dari kata sejahtera untuk petani,

“Pemerintah hanya mengurus kepentingan pemilik modal melalui invetasi yang semakin masif merampas tanah rakyat dan kepentingan elit borjuis partai dan mengesampingkan kebutuhan rakyat atau buruh tani kemiskinan semakin tinggi di NTT ungkap Gracio. (FRED) 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *