Ende_ Klikntt.com._Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata di Kawasan Flores dan sekitarnya, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Republik Indonesia menyelenggarakan dua kegiatan.
Kedua kegiatan tersebut yakni Stakeholder Meeting Lintas Sektor dan kegiatan Workshop Pengembangan Destinasi di Kawasan Flores dan Sekitarnya Melalui 3 A.
Fasilitator Kementrian Pariwisata Destinasi Prioritas Nasional Flores Kemenpar RI Yakobus Mbira mengatakan kepada awak media usai menjadi moderator pada kegiatan workshop di hotel Grand Wisata Ende, Sabtu 18 November 2017.
Dia mengatakan, pada tahun 2018 Kemenpar RI melakukan dua kegiatan di kabupaten Ende khususnya destinasi Flores dan sekitarnya.
” Artinya stresing di dua hari terakhir ini yaitu pertama stakeholder meeting, dan yang kedua workshop pengembangan destinasi,” ujarnya.
Yakobus menambahkan, untuk workshop pengembangan pariwisata lebih kepada memberikan pengetahuan tentag Atraksi, Aksebilitas, dan Amenitas dari pariwisata. Sedangkan untuk stakeholder lebih menekankan kepada stakeholder kunci.
” Stakeholder kunci dalam pengertian dinas pariwisata dan SKPD lainnya tidak terjadi ego sektoral tetapi kerja kolektif atau kolaboratif yang artinya setiap dinas tetap menopang pengembangan destinasi pariwisata Flores dan sekitarnya,” ujarnya.
Program Operational Director DMO Flores Andreas Dhena Meda dalam materinya mengatakan, ada beberapa persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan pariwisata. Menurutnya, persoalan terjadi karena belum baiknya tata kelola pariwisata serta kebijakan pembangunan pariwisata di daerah dan di pusat kurang sinergi.
Selain itu lanjut Andreas, kebijakan pembangunan pemerintah kurang melirik pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan sarana dan praserana penunjang pariwisata terkadang salah sasaran dan tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan wisatawan.
” Pariwisata sering dipandang sebagai tanggung jawab sektoral dinas pariwisata saja. Bukan tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Saat ini tambah Andreas, pengembangan pariwisata membutukan sistem tatakelola destinasi dengan pola destinasi managemen organization.
” Perlu adanya pelibatkan masyarakat, pelaku industri atau pelaku wisata, akademisi termasuk juga pers didalamnya,” tambahnya.
Dalam pengembangan pariwisata tegas Andreas, tidak boleh ada ego sektoral dan ego kedaerahan. Pariwisata di kawasan Flores dan sekitarnya harus dilihat sebagai satu kesatuan.
” Artinya komodo sebagai sebuah destinasi wisata tidak bisa berdiri sendiri. Flores masih ada kelimutu, Semana Santa, dll,” ujarnya.
Dia berharap, semua stakeholder dapat mengelola dan menjaga semua potensi pariwisata di kawasan Flores dan sekitarnya secara bersama-sama untuk kemajuan pariwisata Flores yang berdaya saing.(MN)