Kupang_KlikNTT. Com-Puluhan Mahasiswa eks PGRI NTT meminta pemerintah harus bertanggung jawab terhadap nasib mereka dalam aksi Mimbar bebas yang di gelar di depan kantor Gubernur NTT senin(11/12/17), hal ini membuat Rektor Universitas Persatuan Guru 1945 David Selan angkat bicara.
“Mahasiswa seharusnya menghormati keputusan Menristek yang sudah di putuskan, bukanya lakukan Demo”. Kata David saat di hubungi via waatsap senin(11/12/17).
Ia bahkan mempertanyakan status puluhan Mahasiswa tersebut, dan aktor di balik semua ini.
“coba tanyakan apa masih mahasiswa aktif apa tidak, sebab Universitas PGRI NTT sudah di tutup. Mahasiswa diminta untuk masuk kedua kampus yaitu UPG 1945 dan Unasdem atau kampus lain dan coba tanyakan siapa aktor di balik semua ini”. Tegasnya.
Dalam aksinya, forum Mahasiswa eks PGRI NTT menilai penyelesaian masalah Universitas PGRI NTT selama ini tidak pernah menyelamatkan Mahasiswa, justru mengkomodir kepentingan elit-elit kampus.
“aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah yang selama ini hanya mengkomodir kepentingan tertentu saja dan tidak menghiraukan nasib kami sebagai Mahasiswa”. Kata Marten Kaputung yang merupakan kordinator aksi saat di wawancarai dalam aksi tersebut.
Ia juga mengatakan aksi ini juga merupakan aksi serentak untuk mendukung beberapa mahasiswa yang sampai sekarang masi berada di jakarta untuk memperjuangkan nasip mereka.
“beberapa teman kami sampai sekarang masi ada di jakarta untuk memperjuangkan nasip kami, sehingga kami akan terus mendukung mereka agar pemerintah bisa secepatnya memperjuangkan nasip kami”. Katanya.
Ia juga berharap Rektor Universitas Nusa Cendana yang katanya sudah di amandatkan oleh pemerintah agar bisa membantu persoalan Mahasiswa di tubuh Universitas PGRI NTT.
” Negara merekomendasikan persoalan PGRI NTT kepada Rektor Universitas Nusa Cendana untuk menyelesaikannya namun sampai hari ini belum ada upaya penyelamatan bagi mahasiswa. Sehingga kami sangat berharap persoalan ini bisa segera di selesaikan agar nasip kami tidak seperti ini”. Imbuhnya. (Yapi Manuleus)