Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Soal Kenaikan Harga Barang dan Jasa di Ende, Ini Penjelasan Alex Leda

70
×

Soal Kenaikan Harga Barang dan Jasa di Ende, Ini Penjelasan Alex Leda

Sebarkan artikel ini

Kupang_KlikNTT. Com- Selama ini masyarakat Kabupaten Ende dan sekitarnya selalu diperhadapkan dengan berbagai masalah. Salah satu masalah adalah terjadinya kenaikan harga barang dan jasa.

Berkaitan dengan masalah itu, salah seorang putra Ende yang saat ini dipercayakan sebagai Kasubdit Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat Pusat Air Tanah dan Air Baku Dirjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR Alexander Leda memberikan komentarnya.

Alex dalam catatan ringan menulis beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga barang dan jasa untuk masyarakar Kabupaten Ende. Alex yang memulai tulisannya dengan menggugah pertanyaan seperti ini ” Kenapa e harga barang-barang masih mahal? padahal kapal masuk lancar, transportasi juga sudah baik menurut kita”.

Alex mengatakan, dalam ilmu ekonomi, fenomena kenaikan harga dinamakan dengan istilah inflasi. Inflasi sebut Alex, adalah proses kenaikan harga barang dan jasa secara umum atau kemerosotan nilai uang (kertas).

Menurut Alex, ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. Secara makro, jelas Alex, penyebab inflasi itu bisa rumit, namun secara sederhana, ada dua komponen utama yang menyebabkan inflasi.

Faktor pertama sebut Alex, inflasi terjadi karena permintaan (Demand Pull inflation). Inflasi ini bisa terjadi jelas Alex, karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran.

” Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik,” jelas Alex Leda dalam tulisannya yang dikirm ke media ini pada, Sabtu 20 Januari 2018.

Kedua sebut Alex, inflasi terjadi karena bertambahnya uang yang beredar (Quantity Theory Inflation). Menurut Alex, Inflasi ini disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga.

” Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat,” ungkap Alex Leda.

Untuk kenaikan harga barang secara umum jelas Alex, dipengaruhi beberapa faktor yakni, pertama faktor situasi harga di luar negeri yang biasanya berkaitan dengan komoditas yang pasokannya bergantung pada impor.

” Misalnya ; komoditas bawang putih dimana 90 persen pasokannya masih diimpor karena Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan komoditas tersebut. Selain itu, ada juga komoditas daging sapi atau sapi impor yang bergantung pada pergerakan nilai tukar dolar AS bahkan negosiasi dengan negara produsen, seperti Australia,” ujar Alex.

Faktor kedua ungkap Alex, adalah iklim yang bisa mempengaruhi harga suatu komoditas. Misalnya, kenaikan harga cabe merah sering disebabkan oleh cuaca hujan atau musim kemarau yang berkepanjangan.

” Atau gelombang yang dialami nelayan. Iklim terkait dengan kondisi yang dihadapi petani, jika kondisinya tidak tepat maka petani tak bisa memanen atau gagal panen dan kalau gelombang nelayan tidak dapat melaut,” jelas Alex.

Ketiga sebut Alex adalah faktor distribusi. Jarak tempuh antara sentra produksi pertanian cukup jauh. Alex mencontohkan, sayur-sayuran yang berada jauh seperti dari Detusoko, beras dari Mautenda.

” Jika kondisi jalan rusak maka akan mengganggu distribusi barang yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga,” jelas Alex.

Faktor keempat jelas Alex merupakan faktor spekulasi. Menurut Alex, spekulan adalah mereka suka menimbun bahan kebutuhan yg mengakibatkan kelangkaan pada masyarakat.

” Ini biasa menjelang hari-hari raya keagamaan,” beber Alex.

Faktor kelima tambah Alex adalah tingkat konsumtif masyarakat yang berlebihan. Menurut Alex, faktor ini terjadi karena masyarakat memandang belanja bukan karena kebutuhan tapi gaya hidup yang berlebihan.

” Kalau mau murah ya kelima faktor diatas yang harus disiasati,” ungkap Alex yang mengakhiri tulisannya dengan kata semoga bermanfaat.(MN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *