Nagekeo, KlikNTT.Com-Kecamatan Boawae Angka tertinggi Stunting dengan total keseluruhannya sekitar 37%. Selain itu Air minum merupakan infrastruktur mendasar dan air minum sendiri sangat menunjang. Jika air minum buruk tentunya akan mempengaruhi. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Nagekeo. Selasa, ( 30/07/2019) di Aula Hotel Pepita Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Wakil Bupati Nagekeo saat ditemui Awak Media menjelaskan bahwa Di Nagekeo mencapai angka Stunting yang paling tinggi sekitar 73% berarti sudah angka nasional.
Pemda Nagekeo sendiri akan memerangi stunting dan pertama-tama kita akan melakukan sosialisasi dan menyiapkan sumber daya manusia(SDM) untuk sama-sama memerangi Stunting.
Selain itu kita juga menyiapkan anggaran sebanyak 10% dengan demikian dinas kesehatan menjadi dinas lokomotif utama. Kemudian Kecamatan Boawae Angka terbesar Stunting. “Boawae angka Terbesar. Dan datanya Jelas. Kemudian total keseluruhannya sekitar 37%. Selain itu Air minum merupakan infrastruktur mendasar dan air minum sendiri sangat menunjang. Jika air minum buruk tentunya akan mempengaruhi. Jelas Wakil Bupati Marianus.
Sementara Kepala Subdirektorat Informasi dan komunikasi dan Kesehatan Direktorat Infokom PMK Maroli J. Indarto kepada media mengatakan bahwa pada saat ini bukan masalah pemerintahan Pusat melainkan masalah bersama tentunya Pemerintah Daerah juga turut ambil bagian untuk memerangi Stunting. Karna masalah Stunting bukan saja masalah gizi tetapi masalah kesehatan masyarakat untuk Mencegah masalah Stunting. Dan anak-anak muda khususnya remaja putri harus mempersiapkan secara baik seperti asupan gizi yang seimbang dan minum tablet tambah darah. Karna apa karna akan berdampak fatal, mendapat stunting.
“Kami berharap adanya kesadaran dari Masyarakat itu sendiri dan Angka Stunting di Nagekeo Tinggi, maka dari itu, Kemkominfo Gandeng
sorotan dunia global.
Maroli juga menjelaskan Prevalensi stunting di Indonesia yang cukup tinggi telah menjadi untuk menekan angka stunting, salah Beragam upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan menggandeng
satunya melalui kampanye nasional penurunan prevalensi stunting
pemerintah daerah. Lanjutnya, GenBest merupakan inisiasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo untuk
menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
“GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan
sehat dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi Genbest yang melibatkan remaja putri dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan ibu muda, terutama dari sepuluh desa prioritas. Kabupaten Nagekeo terpilih menjadi tempat dilaksanakannya sosialisasi GenBest dikarenakan merupakan satu dari 60 kabupaten/kota prioritas stunting di tahun 2019.
Menurutnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, tingkat prevalensi stunting di Nagekeo mencapai 44,3 persen. Terdapat sepuluh desa prioritas Stunting di kabupetan ini yakni Kodaute, Tendatoto,Tedamude, Labolewa, Rendubutowe, Pagomogo, Rendewawo, Rendut Tutubhada, Alorawe, dan
Tonggurambang.
Selain melalui forum GenBest, informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, dan tumbuh
kembang anak juga dapat diakses melalui situs genbest id dan media sosial @genbestid serta
pinfokompmk. Aplikasiandroid Anak Sehat juga bisa diunduh dan digunakan oleh masyarakat
sebagai alat pantau digital pada tumbuh kembang anak.
Ia juga mengajak masyarakat untuk dapat melakukan 3P (Peduli,Pahami dan
Partisipasi) untuk membantu pengurangan stunting. Peduli berarti masyarakat peduli dengan lingkungan
sekitar, terutama kondisi kesehatan keluarga.
“Pahami sebanyak mungkin informasi terkait stunting. Terakhir, Partisipasi, mari bersama-sama berperan aktif menyukseskan gerakan sadar stunting ini dalam rangka kontribusi pada pembangunan manusia di Indonesia,” tutup Marroli. (VD).