Ende_KlikNTT.Com_Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi dengan tingkat kesakitan malaria yang cukup tinggi. Berdasarkan peta endemisitas wilayah dari angka Api( Annual Parasite Incidence). NTT menjadi salah satu dari 5 propinsi dikawasan timur dengan tingkat angka kesakitan malaria Cukup Tinggi.Hal ini disampaikan Manager PEDHAKI Wilayah Flores Lembata Program Malaria Ard Lado dalam kegiatan Work Shop Jejaring Eksternal dengan Tema ” Membangun Publikprivate Mix (PPM) Program Malaria Perdhaki GFATM-NFM SSR Kevikepan Ende, di aula Bina Kerahiman. Jumad (09/08/2019).
” Tingginya angka kesakitan malaria ini, kemudian mendorong PERDHAKI ( Persatuan Dharma Kesehatan Indonesia ) untuk melibatkan dalam proses pemberantasan penyakit malaria di NTT dengan dukungan dana Global Fund.
Ard Menambahkan Setelah menjalanka program malaria dalam kurung waktu 3 tahun, PERDHAKI kembali dipercaya untuk menjadi PR dan mitra kementrian Kesehatan dalam program malaria yang di danai oleh global fund di kawasan timur indonesia.
” PERDHAKI merupakan sebuah asosiasi unit pelayanan kesehatan nirlaba berlatar belakang agama katolik, yang menggunakan jejaring agama dan unit pelayanan kesehatan sebagai fondasi utama dalam melakukan pelayanan kesehatan”, ungkapnya.
Lanjut Ard Lado Dengan kondisi ini maka SR PW KA ende berinisiatif bersama SSR kevikepan Ende untuk melaksanakan kegiatan workshop jejaring eksternal. SR PW KA dan SSR kevikepan Ende berencana untuk mengumpulkan seluruh pelaku kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dikabupaten Ende yang merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat API masih cukup.
” Permasalahan yang dialami saat ini adalah minimnya jejaring antara dinas kesehatan kabupaten, Rumah Sakit dan Klinik Swasta anggota PERDHAKI, Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Dokter Praktek Swasta, Laboratorium Swasta dan Rumah Sakit Swasta dalam sebuah gerakan bersama pemberantasan Malaria, kata Ard.
Ahmad G . Kabid. Penangggulangan pencegahan penyakit mengatakan selama ini kegiatan PERDHAKI dan pemerintah daerah sudah cukup baik hanya yang belum ada kerja sama dalam hal pelaporan terutama dengan dokter dokter-dokter praktek dan puskesmas yang berkaitan dengan pemberian obat pada pasien, karena program pemerintah daerah kabupaten Ende ditahun 2022, Ende bebas malaria.
” Untuk saat ini sesuai peraturan daerah
memastikan semua pasien mendapatkan akses laksana malaria yang bermutu, mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantaun sampai akhir pengobatan”, tuturnya.
Ahmad Berharap dengan kegiatan ini para pasien mendapatkan akses tata laksana malaria bermutu, mulai dari tahap diagnosis, pengobatan hingga pemantauan pengobatan dan dengan kegiatan ini akan terbangun jejaring antara stakholder kesehatan dalam gerakan pemberantasan malaria.(Elton)
Very interesting topic, regards for posting.Blog range