Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Kesulitan Air Bersih,Nersin Rela Memikul Air dari Rumah Ke sekolah Dengan Jarak lima Kilometer

143
×

Kesulitan Air Bersih,Nersin Rela Memikul Air dari Rumah Ke sekolah Dengan Jarak lima Kilometer

Sebarkan artikel ini

Nagekeo, KlikNTT.Com-Ditengah Kesulitan Air Bersih di Sekolahnya Nasrin Ayu Siswa kelas IV Sekolah Dasar Inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro Relah Memikul Air dari Rumah Ke sekolahnya dengan Jarak Lima Kilometer, Namun tidak sedikit pun niat untuk menurunkan semangat Berjuang agar bisa Menggapai Cita-cita. Kepada Media ini Jumat (11/10/2019) Nasrin Menceritakan Tentang Keadaan dimana ia dan teman-temannya Harus Berjuang Agar bisa memperoleh Ilmu Pengetahuan.

” Sebelumnya Saya harus bangun jam 04.00 pagi untuk mengambil air yang bersumber dari mata air yang juga jauh dari rumah karena Pada Jam 06.00 Pagi saya harus Sudah berangkat ke Sekolah dengan membawa air sebanyak 1 jerigen untuk di bawah ke Sekolah.

Nasrin Menambahkan Tidak Hanya saya sendiri yang Membawa Air Tetapi kawan-kawan yang lain masing-masing mereka harus membawa 1 jerigen air untuk kebutuhan Kamar WC dan sisanya digunakan untuk menyiram bunga.

” Dengan Keadaan Yang Kami Alami Saat ini yang harus Memikul Air dari Rumah Ke sekolah Kami merasa tidak terganggu sama sekali dengan proses belajar dan mengajar yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru Kami di sini yang terpenting kami bisa belajar di sekolah. Ungkap Nasrin di sela-sela Kegiatan di Sekolah.

Hal serupa juga disampaikan Maria Maksima Alsin Tay kelas IV yang juga menempuh perjalan dari rumah ke Sekolah sejauh 3 Kilo meter.

Siswi yang biasa disapa Alsin ini, mengaku senang bisa ke Sekolah untuk menerima pelajaran dan jam istirahat bisa bermain bersama kawan-kawannya.

Alsin juga meminta kepada Pemerintah Daerah untuk bisa memperhatikan terkait dengan Fasilitas Perlengkapan sekolah seperti Buku-buku dan Sarana Fasilitas lainnya.

“Kami minta pemerintah supaya bisa perhatikan kami terutama Bantuan buku-buku di perpustakaan. Terlebih khusus Air minum yang menjadi kebutuhan utama kami di Kampung Tuanio. Ujarnya.

Kepala Sekolah SDI Tuanio Ferdinandus Koba kepada media menjelaskan bahwa
sumber air minum sekarang pada Resapan Air Kali Tuanio, ada kalau saat musim hujan tiba.

Untuk bisa mendapatkan air bersih masyarakat harus mengambil air dari sumber mata air bersih dengan jarak 20 Kilo meter dari Sekolah. Lanjutnya, adapun sarana seperti pipa juga tidak ada dan sarana bak air juga tdk ada. Ungkapnya tegas.

Ferdin juga menjelaskan bahwa dengan jumlah penduduk sebanyak 75 KK dan jumlah Guru yang tinggal di kompleks sekolah sebanyak 5 guru, semuanya pendatang.

“Kami sebagai guru juga baik yang baru maupun lama pasti juga mengalami hal yang sama. Dengan 74 siswa yang tergabung mulai dari kelas II sampai kelas VI setiap pagi siswa-siswi kami wajibkan mereka untuk membawa air dari rumah 1 jerigen, tapi itu semua hanya untuk kebutuhan MCK. Selain itu Air di kali saja sangat tidak sehat. Tidak hanya itu, masyarakat harus berantrian untuk mendapatkan air bersih walaupun menunggu berjam-jam. Itupun kami juga harus berebutan air dengan binatang kecil sampe besar yang berkeliaran. Jelasnya. (VD).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *