Kupang_KlikNTT.com– Kerinduan dan keinginan keluarga besar Foenay selama ini kini terjawab sudah dengan diresmikannya Rumah Adat atau Lopo adat kefetoran Foenay, di Sonaf Polla, Jln. Anggrek, Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Sabtu(09/11) sore.
Mewakili keluarga besar Foenay, Deni Foenay ST., Mt dalam sambutannya menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan karena hari ini merupakan momentum yang bersejarah untuk berdoa bersama dan bersilatuhrahmi dalam rehabilitasi bangunan Rumah Adat (Lopo) di Sonaf Polla Oepura, serta pelepasan 40 kontingen kempo NTT untuk mengikuti Pra PON Ke-XX di Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.
Ia sedikit menceritakan sekilas catatan sejarah keberadaan Rumah Adat (Lopo) di Sonaf Polla. Di tengah-tengah halaman rumah adat Fetor ke Fetoran Foenay Kerajaan Kupang Bapak, (Alm) Welhemus Kornelis Foenay yang di kukuhkan menjadi Fetor Foenay tertanggal 28 Oktober 1928 dan meninggal dunia pada tanggal 12 April 1959 dan digantikan oleh adiknya Laasar Cornelis Foenay.
Sedangkan rumah adat yang sudah tua peninggalan Raja Kerajaan Foenay Bapak, (Alm). Kolan Kornelis Foenay yang ditempati oleh Bapak, Jan Kornelis Foenay. “Selain itu, sonaf Polla juga dalam kapasitas Pemerintahan Adat Dalam”, jelas Deni.
Lanjutnya, Kefetoran Timor Helong adalah Fetor Sonbait kecil yang merupakan Adik Bungsu dari Empat bersaudara yakni, Eben Kornelis Foenay yang wilayah teritorial Pemerintahan sejak Tahun 1962 dimekarkan menjadi wilatah teritorial. Sehingga Kecamatan Kupang Tengah untuk Fetor Sonbait kecil dan wilayah Pemerintahan adat Fetor Foenay di mekarkan menjadi Kupang Barat.
Dengan peresmian Rumah Adat ini tujunnya yakni yang pertama, untuk memberdayakan, memelihara, dan melestarikan kampung adat yang ada di NTT. Kedua, sebagai pewaris, pelestari sekaligus pelaku kearifan lokal dalam mempertahankan identitas budaya, Suku Timor Helong, bersamaan dengan penataan 20 wisata kampung adat diseluruh wilayah NTT Tahun 2019. Ketiga, sumber dana juga merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Tahun 2019 kemudian dikerjakan secara swakelola.
Pada kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan limpah terima kasih kepada “Pemerintah Provinsi NTT, Tim pelaksana swakelola, seluruh Tokoh-tokoh Adat Timor Helong, dan seluruh keluarga besar Foenay, Tokoh Agama,serta Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah memberikan apresiasi dan dukungan sehingga peresmian Rumah Adat (Lopo) bisa berjalan dengan baik”, beber Deni.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, I Wayan Dermawan dalam sambutannya mengatakan, momentun bangkitnya budaya sebagian dari nilai-nilai leluhur yang akan menjadi fondasi dan saat pembangunan NTT dan khususnya Bangsa Indonesia, tentu sangat dibangkitkan sejalan dengan komitmen Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yakni, NTT Bangkit mewujudkan masyarakat sejahtera dalam bingkai NKRI.
Dimana salah satu misinya, mewujudkan NTT sebagai destinasi Wulan, National Revo Beauty yang artinya pariwisata sebagai penggerak pembangunan ekonomi salah satu kekuatannya adalah aspek budaya, dan juga destinasi yang akan menjadi dasar dalam pembangunan NTT. Tentu misi besar Gubernur NTT, ini akan dicover dari tempat mana kala seluruh kekuatan Element-element Budaya.
“Termasuk keluarga besar timor helong yang melestarikan, mendorong, dan menguatkan serta merajut kembali kekuatan budaya pembangunan lopo sebagai simbol pengakuan kekuatan keluarga yang mana baru saja kita masuk dalam wilayah lopo ini suasana ikatan budaya keluarga sangat terasa”.
Keberadaan Rumah Adat (Lopo) dan juga penguatan adat hari ini tentu sebagai bagian penting untuk mendukung pemerintah untuk mendorong pembangunan pariwisata. “Bapak Gubernur juga mendorong budaya, apa lagi rumah adat ini berada di Kota Kupang yang ingin mendorong maju sejarah dengan tuntutan budaya yang menjadi besar para leluhur kita dalam hal ini suku helong. Karena yang didorong oleh Bapak Gubernur adalah budaya sebagai atraksi yang tidak tergantikan”, papar Dermawan
Turur hadir, sesepu Fetor Foenay, Ir. Esthon L. Foenay, Kepala Biro Hukum NTT, Ketua Perkemi NTT, Pejabat Pemda NTT, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, seluruh keluarga besar Foenay, dan para Atlik Kempo, serta para undangan lainnya.
Penulis : Boy Loynati
Editor : Fred Siga