Bajawa_KlikNTT.Com—Anggota DPR RI/MPR RI dari Dapil NTT-1, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn. meminta agar ke depan MPR dapat menjadikan daerah di Flores, Lembata dan Alor (Florata) sebagai laboratorium dan role model penerapan Empat Pilar Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia.
“Flores, Lembata dan Alor harus dijadikan laboratoium dan role model dalam penerapan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,”papar Dipo Nusantara Pua Upa, dalam wawancara dengan wartawan, seusai melakukan Sosialisasi Empat Pilar Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dihadiri sekitar 170 peserta di Hotel New Bintang Bajawa – NTT, Sabtu (30/11).
Alasan Dipo, karena dirimya melihat nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat di Flores, Lembata dan Alor adalah nilai-nilai yang selama ini menjadi perekat dan kerukunan dalam kita berbangsa dan bernegara.
”Di sini saya merasakan sekali rasa kekeluargaan, gotong royong, saling tolong-menolong di dalam kehidupan masyarakatnya. Dan hal ini tidak saja terjadi dalam keluarga dan masyarakat adatnya, tetapi juga dalam kehidupan beragama,”ungkap Dipo, putra Flores yang juga anggota DPR RI dari Dapil NTT-1.
Dipo menyontohkan saat umat Islam di Kecamatan Nangaroro, Kabuaten Nagekeo membangun masjid di yang bertetangga dengan Dipo Center.
”Ïtu yang datang malah banyak saudara-saudara kita yang Katholik yang membantu mengangkat campuran semen untuk lantai dua,”ungkap Dipo.
Demikian pula ketika malam Natal dan Tahun Baru, anak-anak muda di Flores, Lembata dan Alor yang tergabung dalam remaja masjid atau di GP Ansor dan Banser, justru mengamankan gereja saat umat Katholik melaksanakan misa.
“Masyarakatnya memiliki sifat gotong royong yang sangat tinggi. Sifat masyarakat yang sangat mendasar dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Dan itu saya melihat hamper di seluruh tempat di NTT. Seperti di Kupang,” ungkap Dipo.
Empat Pilar
Menyinggung sosialisasi Empat Pilar, Dipo mengingatkan bahwa kehidupan bangsa Indonesia akan semakin kukuh, apabila segenap komponen bangsa, selain memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi-sendi utama lainnya. Yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika, sebagai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
”Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini harus kita jaga, kita pahami, kita hayati, dan kita laksanakan dalam pranata kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa ini. Yakni rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” papar Dipo.
Dipo juga mengingatkan, banyak negara di dunia yang tercerai berai karena munculnya radikalisme dan kelompok separatisme di dalam masyarakatnya.
Indonesia pun, menurutnya, akan mengalami nasib yang sama, menjadi negara yang tercerai berai, jika kita tidak secara dini menekan munculnya kelompok radikal dan separatis di negeri ini.
”Sosialisasi Empat Pilar ini merupakan bagian dari upaya kita agar Indonesia tidak tercerai-berai,” ujarnya.***
You really make it seem really easy along with your presentation however I
in finding this matter to be actually something which I feel I might by no means understand.
It seems too complex and very vast for me. I’m looking ahead to
your next post, I’ll try to get the hold of it!