Ende_KlikNTT.com – Sebanyak 27 kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende Santo Yohanes Don Bosco mengikuti Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) selama tiga hari dari tanggal 16-19 Desember 2019 di Pondok Bina Olangari.
LKK dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan dan membentuk kader perhimpunan untuk menjadi pemimpin masa depan. Baik dalam konteks berorganisasi maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari (bermasyarakat).
Ketua Presidium PMKRI Cabang Ende Firmus Rigo dalam sambutan saat membuka LKK, mengatakan, krisis kepemimpinan tentu menjadi ancaman serius. Sebagai organisasi pembinaan, PMKRI sungguh menyadari akan tantangan tersebut terkhusus dalam konteks organisasi.
Menurut Firmus, saat ini PMKRI kesulitan membuat framework (kerangka acuan) dan kebijakan yang mengarah pada perubahan-perubahan untuk mencapai visi misi perhimpunan itu sendiri. Karena itu, solusi yang tepat untuk kebijakan-kabijakan perubahan adalah penguatan karakter pemimpin itu sendiri.
“Saat ini, saya harus bicara terbuka bahwa kemelut yang kita hadapi saat ini adalah berkaitan dengan krisis kepemimpinan yang berimbas pada sulitnya membuat gebrakan perubahan-perubahan yang konstruktif,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Figo, penguatan karakter kepemimpinan merupakan suatu alternatif tepat untuk mengatasi kemelut yang dialami, khususnya kemerosotan internalisasi nilai-nilai yang menjadi ciri khas perhimpunan. Atas dasar inilah, LKK mengangkat tema ‘Membentuk Karakter Kepemimpinan Transformasional’.
Sementara itu, Emanuel Erikos Rede mewakili senior (alumni) di hadapan peserta LKK menekankan soal independensi perhimpunan. Independensi PMKRI, kata dia, tidak boleh digoyahkan oleh kekuatan dari apa pun, termasuk kekuatan pemerintah (goverment). Sebaliknya, independensi itu harus terpatri dalam diri setiap kader perhimpunan.
“Ini pesan dari kami senior, bahwa independensi perhimpunan ini tidak boleh goyah oleh kekuatan siapa pun dan apa pun”, kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ende itu.
“Benar perhimpunan ini tidak berdiri sendiri di atas negeri ini. Jadi selain independen, juga ada interdependensi. Meski kalian punya hubungan dengan pemerintah serta instansi-instansi lain, tapi semangat untuk menjaga independensi PMKRI tidak boleh pudar,” sambung Erik Rede.
Menurut Erik, untuk bisa tampil independen hanya ada satu kekuatan yang harus di pegang teguh dalam menjalankan roda perhimpunan, yakni nilai kejujuran dan nilai kebenaran. Selain itu, tiga benang merah PMKRI juga bisa menjadi framework dalam menjaga independensi.
“Maknai secara baik tiga benang merah PMKRI yakni kristianitas, intelektualitas dan fraternitas, karena ini merupakan framework yang paling pas termasuk dalam konteks menjaga independensi itu”, ungkapnya.
Penulis : Elton Rete
Editor. : Fred Siga