Kupang_KlikNTT.Com_Bank NTT akan membangun sistem teknologi digital integrity ekonomi rekapil online sistem (Inter Cast). Aplikasi ini dibangun untuk menajwab kebutuhan pembangunan di NTT. Sistem ini mulai diterapkan tahun 2020.
Direktur Utama Bank NTT, Izhak Eduard Rihi mengatakan, NTT yang merupakan wilayah kepulauan serta pergerakan masing-masing lembaga keuangan selama ini yang belum terintegrasi, mengilhamiuntuk menggunakan teknologi digital dimaksud.
“Selain mensinergikan lembaga keuangan yang selama ini berjalan sendiri-sendiri, teknologi ini dibangun terutama untuk menggerakan perekomomian masyarakat NTT, apalagi NTT merupakan daerah kepulauan. Aplikasi ini, nantinya terintegrasi dengan semua lembaga keuangan yang ada di NTT,” ujarnya di Kupang, akhir pekan kemarin.
Dalam skema teknologi digital ini, kata dia, Bank NTT nantinya akan menajdi pintu masuk bagi investasi dan pengelolaan keuangaan daerah.
“Selama ini kan lembaga keuangan berjalan sendiri-sendiri, pemerintah berjalan sendiri, perbankan berjalan sendiri begitupun koperasi apalagi LSM, nah bagiamana menyatuhkan mereka, ya harus dengan teknologi. Dengan sistem ini, nantinya mensinergikan semeua lembaga ini,” katanya.
Dia menguraikan, skema penerapan teknologi ini termasuk bagaimana memastikan uang sampai ke tangan penerima (nasabah), termasuk juga bagaimana mengendalikannya, semuanya ini harus dibuat dalam bentuk teknologi digital untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.
Ia mengatakan, Bank NTT nantinya akan bekerja sama dengan semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik di tingkat provinsi maupun daerah, untuk memastikan pembinaannya.
“Jadi ke depannya, Bank NTT akan menjadi terdepan dalam mengurus bisnis, sementara pemerintah fokus ke fasilitator atau regulator, untuk memastikan pemanfaatannya,” sebutnya.
Dengan teknologi digital ini juga, kata dia, nantinya penyaluran dana-dana pemberdayaan dan dana dari kementerian diharapkan melaui Bank NTT. Bank NTT yang nantinya akan menyalurkan kepada masyarakat.
Sebab selama ini, dana pemerintah dalam bentuk hibah terkesan hanya diberikan saja, pengembaliannya sangat susah, sehingga ke depan Bank NTT akan mengambil alih. Ditangan Bank NTT, semua dana itu akan bergulir secara sehat, dan benar-benar menggerakan perekonomian masyarakat.
“Artinya, dengan skema ini, dana yang berisiko akan berhubungan dengan kami, bukan lagi ke pemerintah. Ini kan bisnis, sehingga kalau penerima dana tidak mau kembalikan, maka kami akan kejar, tujuannya dana yang disalurkan itu benar-benar dimanfaatkan untuk perkembangan ekonomi,” ujarnya.
Dia mengatakan, skema digital yang tengah dikembangkan ini, pada prinsipnya untuk mendukung semua program Pemerintah Provinsi NTT, dibawah pimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menuju NTT bangkit menuju sejahtera.
Komisaris Independen Bank NTT, Samuel Djo mengatakan, semua perkembangan teknologi akan dalam pengawasan Bank NTT. Bank memastikan penerapannaya aman dalam pengunaanya.
“Pasti aman, kami punya tim IT, tentunya dari segi keamanan akan lebih diutamakan atas penerapan aplikasi digital ini,” sebutnya. (**)