Oelamasi_KlikNTT.com- Penyakit Demam Berdarah (DBD) lebih berbahaya dibandingan virus Corona.Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, dr. Robert Amheka kepada media ini Jumat,(06/03) siang diruang kerjanya ketika diwawancarai terkait hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPRD Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu atas meninggalnya Anak, Lita Ballo saat ditangani di RSUD Naibonat dan keluar dengan kondisi membaik sehingga di periksa lagi di RS W. Z. Johanis Kupang dan akhirnya meninggal.
Dirinya mengatakan terkait hal tersebut mandingan turun langsung untuk mengecek situasi yang terjadi. Dari pada harus ada RDP, karena kalau RDP yang ditanya hanya sekedar itu saja, apa lagi pasien ini sudah meninggal.
“Lebih bagus saya urus dulu di lapangan baru saya Hadapi RDP “, tuturnya
Lebih lanjut, Jadi untuk mencegah DBD dari Dinas sendiri membuat protap standar setiap tahun itu yakni, bagi abate, melakukan penyuluhan, dan sosialisasi apa bila ada orang yang terkena DBD kira-kira langkah apa yang harus diambil.
“Sebetulnya mau di bilang, DBD itu lebih berbahaya dari Corona. Makanya kenapa orang sibuk-sibuk dengan corona buat apa, atasi saja ni DBD. Cuman DBD ini bisa teratasi kecuali bisa mematikan orang yang lagi terkena, atau faktornya nyamuk yang orang lagi kena DBD itu bisa dimatikan. Tapi selagi itu masih ada berarti akan kena”, jelas Amheka.
Kenapa DBD lebih berbahaya dari Corona, karena DBD ini sudah lama, dan memang sudah terdapat satu dan dua orang sudah meninggal. Tapi kalau virus corona yang pertama, belum sampai di wilayah Kabupaten Kupang dan yang kedua tergantung daya tahan tubuh. Karena seperti DBD ini awalnya dari nyamuk, sedangkan nyamuk ini di musim penghujan tersebar dimana-mana, apa lagi sperti dataran rendah.
Tambahnya, sehingga untuk mengantisipasi terhadap virus corona, Dirinya berharap agar jangan ada. Dan juga dirinya mengetahui tanda-tanda corona, maka itu Ia menghimbau kepada masyarakat supaya jangan panik dan tetap waspada. Dan juga pihaknya akan kerja sama dengan P3K pelabuhan dan Bandara untuk selalu adakan pemeriksaan rutin.
Dan itu untuk penangananya DBD hanya balans cairan. Kalau bukan balans dengan cepat bisa masuk di dingui sok sin dram yang artinya pasien kalau dipulangkan bisa saja membaik, kalau tidak bisa saja memburuk. (Boy)