Nagekeo_KlikNTT Com_ Anggota DPR RI F-PKB dari Dapil NTT-1, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., mengajak Bupati dan Walikota di 22 Kabupaten/Kota di seluruh Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bergotong royong bersama Gubernur Viktor Laiskodat dan masyarakat NTT menghadapi pendemi virus corona yang kini sangat mengkuatirkan. Salah satu upayanya adalah membuat aplikasi Detekesi Dini Virus Corona, seperti aplikasi Qlue di DKI Jakarta, atau melalui Website. Sehingga bisa mendeteksi secara cepat dan segera mengambil tindakan berbagai kejadian di lapangan yang berkaitan dengan pandemic virus corona, COVID 19.
“Jadi, kalau bisa segera bikin aplikasi Deteksi Dini Virus Corona atau Website oleh setiap pemerintahan kabupaten kota di NTT dan pemerintahan provinsi. Sehingga masyarakat yang punya android bisa mengosumsi informasi, sekaligus bisa berpartisipasi langsung membuat, mengomentari dan menyebarkan konten tentang virus corona ini dalam format teks, gambar, audio dan video. Seperti Qlue di DKI Jakarta. Jadi, pemeirntah daerah dan masyarakat NTT harus bergotong-royong menghadapi pandemic virus corona,”papar Dipo dalam Sosialisasi Empat Pilar Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Keo Tengah, Nagekeo – NTT, Jumat (20/03/2020).
Menurut Dipo, dengan aplikasi Deteksi Dini Virus Corona seperti aplikasi Qlue di DKI Jakarta, pemerintah daerah bisa lebih cepat memperoleh informasi. Sehingga bisa segera pula mengambil langkah-langkah antisipasi atau penanganan kejadian yang terjadi di masyarakat.
“Kenapa hal ini perlu dilakukan ?. Pertama, agar bisa membantu pemerintah kabupaten kota dan provinsi dalam mendeteksi kejadian virus corona di masyarakat secara lebih cepat. Karena laporannya realtime. Sehingga pemerintah juga bisa lebih cepat merespon informasi yang terjadi berkaitan dengan virus corona,”ungkap Dipo.
Alasan kedua, lanjut Dipo, karena saat ini NTT tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam menangani kasus virus corona, COVID-19. Di NTT hanya ada tiga rumah sakit rujukan penanganan virus corona. Yakni RSU W.Z. Johanes di Kupang, RSUD Dr. Tc. Hillers di Maumere Kabupaten Sikka, serta RSUD Komodo di Labuan Bajo.
Ketiga, menurut Dipo, dengan aplikasi Deteksi Dini Virus Corona, masyarakat yang tersebar di berbagai daerah di NTT, di kota maupun di desa-desa terpencil yang bisa terakses internet juga bisa berpartisipasi dalam melaporkan kejadian yang berkaitan dengan virus corona.
“Jadi, pandemi virus corona ini adalah momentum bagi kita, khususnya masyarakat di NTT untuk bergotong royong dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Pandemi virus corona ini adalah peristiwa global yang harus kita hadapi secara lokal,”” papar Dipo.
Seperti diketahui, pemerintah DKI Jakarta sudah lama menerapkan aplikasi Qlue yang terintegrasi dengan Jakarta Smart City, dalam bentuk sosial media yang mengajak partisipasi masyarakat DKI Jakarta untuk melaporkan keluhan dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan aplikasi ini, membuat warga DKI Jakarta bisa melaporkan aduan yang terjadi di lingkungannya, seperti got mampet karena sampah, jalan rusak, kebakaran, kemacetan, kebajiran dan lainnya. Tinggal foto, kasih keterangan, lalu kirim ke aplikasi Qlue. Setiap laporan masyarakat dapat dipantau progress-nya untuk memastikan keluhan-keluhan yang dikirim ditindaklanjuti oleh aparat terkait di Pemda DKI Jakarta.
Warga Jakarta tinggal download aplikasi Qlue melalui Google Play Store Android dan App Store IOS. Namun, untuk memudahkan pengguna, pendaftar akun Qlue dapat menggunakan melalui email, facebook, google+, dan twitter. Tinggal pilih salah satunya, kemudian mengisi username, email, dan nomor telepon untuk akun tersebut.
Pada bagian lain, Dipo menilai sudah bagus langkah-langkah awal yang diambil Gubernur Viktor Laiskodat. Antara lain dengan meliburkan anak-anak sekolah mulai dari tingkat PAUD, TK, SD hingga SMA/SMK selama 14 hari.
Begitu pula himbauan agar tempat ibadah, kantor pemerintahan dan swasta untuk menyiapkan cairan disinfektan, serta perlunya disiapkan thermal gun untuk mengukur suhu tubuh di fasilitas-fasilitas umum.
“Pak Viktor juga menghimbau agar sementara masyarakat juga untuk sementara tidak keluar rumah kalau tidak perlu sekali. Itu bagus sebagai proteksi diri agar tidak terpapar virus corona,” papar Dipo.
Sementara saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) virus corona, covid-19, di NTT hingga Kamis (19/3) malam sudah mencapai 41 orang. Itu berarti bertambah 17 orang dari sebelumnya sebanyak 24 orang.
Dalam keterangannya kepada wartawan hari Kamis (19/3), Kepala Dinas Kesehatan NTT dokter Dominikus Mere mengatakan dari 41 ODP itu, 18 orang diantaranya dari Kota Kupang, dua orang dari Lembata, 12 orang dari Sikka, tujuh orang dari Manggarai Barat, serta satu orang dari Kabupaten Kupang.
Empat Pilar
Menyinggung sosialisasi Empat Pilar, Dipo mengingatkan bahwa kehidupan bangsa Indonesia akan semakin kukuh, apabila segenap komponen bangsa, selain memahami dan melaksanakan Pancasila, juga konsekuen menjaga sendi-sendi utama lainnya. Yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, sebagai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
”Empat pilar ini harus dijaga, dipahami, dihayati, dan dilaksanakan dalam pranata kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat mewujudkan cita-cita bangsa ini, yakni rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur. Dan upaya gotong-royong pemerintah daerah dan masyarakat NTT dalam menghadapi corona adalah salah satu bentuk kita melaksanakan empat pilar tersebut,” tandas Dipo.***