Kupang_KlikNTT.com- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lontar, Kabupaten Kupang ke depan akan memperbanyak pelanggan penggunaan Air Bersih di Wilayah Kabupaten Kupang. Hal ini diungkapkan Direktur PDAM Trita Lontar Kabupaten Kupang, Yoyarib Mau kepada media ini diruang kerjanya Kamis,(19/03) siang
” PDAM Tirta Lontar memang sangat perih dimana diawali dengan curah hujan tahun ini yang kurang baik. Karena bahan baku utama kerja PDAM terhadap pelayanan adalah Air Bersih. Sebagai mana Air yang berada di Kota Kupang ini sangat bergantung pada curah hujan. Jika curah hujan bagus, sumber Airnya bagus dan mengalir sehingga pengelolaan oleh PDAM juga bagus.
Yorib Menambahkan Dua tahun ini debit airnya menurun, maka dampaknya ke penjualan. Sehingga di awal-awal tahun ini memang cukup baik, jika bermasalah pasti berkisar pada bulan September, Oktober, dan November.
“Tiga bulan terakhir ini akan menjadi pergumulan yang berat bagi PDAM. Nah, melihat pergumulan berat itu, apa yang harus dilakukan oleh PDAM? Tentu layanan yang harus diberikan terhadap pelanggan itu terus dilakukan produktif karena pelayanan Air Bersih ini adalah kebutuhan vital. Sehingga Saya pikir berbagai upaya yang dilakukan oleh PDAM, mampu mewujudkan pelayanannya baik, dengan prima kepada masyarakat”, jelas Yarib.
Lanjutnya, dengan kondisi Air yang terbatas ini, walaupun sedikit tapi bisa dinikmati oleh masyarakat atau pelanggan. Dari situ kita mulai melakukan jadwal perhari.
Dirinya berharap agar pelanggan bisa mempunyai bak penampung atau pun alat penampung lain seperti tandon air supaya bisa mempunyai stok air. Karena dengan kondisi curah hujan yang minim di tahun ini membuat kita tidak bisa melakukan pelayanan setiap hari airnya jalan, harus diatur agar semua mendapatkan pelayanan.
Dirinya mengakui bahwa pelanggan PDAM yang paling terbesar ada di Kota Kupang sebanyak 33.000 pelanggan yang pasif dan aktif. Dari situ terdapat hampir 11.000 yang tidak aktif, jadi yang aktif sekitar 20.000. Dari situ sekitar 2000 pelanggan Kabupaten Kupang. Kalau untuk Kabupaten Kupang sekarang sudah mulai ada perkembangan pelanggan pelan-pelan, dan membuka jaringan baru.
“Menjadi persoalan Kita adalah, jika kita bicara di Kota, suplay airnya semua dari Kabupaten, debit air yang turun pun sangat kecil sehingga tidak semua tempat kami mendapatkan suplayer. Sehingga solusi yang kami lakukan yakni, kami akan memperbanyak sumber beberapa titik air dari sumur bor untuk kemudian mensuplay masuk ke jaringan perpipaan yang ada, agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Itu yang bisa kami lakukan”.
Target PDAM adalah Kota tidak bisa ada pengembangan jaringan baru, tetapi hanya memaksimalkan apa yang sudah ada misalkan pipa yang sudah rusak, tersumbat, dan patah itu yang diberbaiki agar air bisa mengalir sampai ke pelanggan agar masyarakat menikmatinya dengan baik.
Tambahnya, sementara di Kabupaten Kupang menjadi target kerja utama PDAM. Dirinya mengaku akan berusaha membuka jaringan-jaringan baru yakni tahun pertama ini dirinya menargetkan sebanyak 500 pelanggan. Sebagai mana titik pertama itu berada di Buraen, karena sumur bornya sudah ada dan sekarang pihaknya sudah memesan mesin pompa air agar bisa diuji coba seberapa besar debit air yang ada, agar bisa mensuplay kepada berapa jumlah pelanggan. Karena di Buraen itu sekitar 200 pelanggan.
Selain itu, target yang kedua adalah diwilayah Tanah Merah dan Oebelo. Hal ini karena air yang dari bendungan tilong yang sudah diserahkan oleh Dinas PUPR Provinsi bagian Cipta Karya untuk pengelolaan IPA (Instalasi Pengelolaan Air) yang sudah diserahkan, maka PDAM akan mengelolanya dengan baik untuk memperbanyak pelanggan di Oebelo dan bahkan sampai ke Polres Babau.
Target berikutnya lagi pengembangan di Semua, dan kemungkinan besar di Oepali juga. Sebagaimana Oepoli merupakan daerah perbatasan, dan sebagai wajahnya Indonesia, dengan adanya kehadiran Kami, Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan badan Perbatasan,sehingga untuk pengelolaan air disana PDAM yang mengelolanya untuk membaerikan pelayanan terhadap masyarakat Oepoli. Itu target kami di tahun anggaran 2020 ini.
Di masa kepemimpinannya yang baru ini, ada jaringan baru yang kami buka di wilayah kabupaten kupang. Ini mengantisipasi jika suatu waktu Pemerintah Pusat memberikan sumbangsi air kepada NTT, dimana kalau instalasi itu dibangun ke wilayah kota kupang, maka tentu ketika penyerahannya pasti diberikan kepada kota administratif di wilayah geografis tersebut.
“Nah, kalau sudah berjalan tentu kami harus angkat kaki. Artinya kalau instalasi air pusat sudah ada, kemudian para pelanggan beralih kepada penggunaan instalasi tersebut, maka dengan sendirinya kami harus pindah ke kabupaten. Karena itu kami berpikir bahwa mulai tahapan ini, kami harus mulai mengembangkan pengamanan pelanggan di kabupaten kupang”, tegas Yoyarib. (Boy)