Oelamasi_KlikNTT.com- Memasuki musim tanam Tahun 2020, sebagian Petani Sawah yang seharusnya bisa menuai hasil yang baik, namun yang terjadi di wilayah Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang paling terbanyak gagal tanam.
Ditahun ini, untuk NTT, khususnya Kabupaten Kupang diperhadapkan dengan hujan yang tidak normal. Ini diluar dari dugaan, yang mana hujan tahun ini diharapakan normal, namun ternyata hujan tidak normal. Sehingga sebagian besar petani diwilayah Kabupaten Kupang, artinya berharap hujan normal untuk petani bisa menanam padi.
Oleh karena itu, petani di wilayah Kabupaten Kupang yang tidak melakukan penanaman. Atau pun tidak melakukan penanaman padi. “Nah, di kabupaten kupang yang terbanyak gagal tanam itu di wilayah kupang timur. Kita data lahan pertanian di kupang timur ini sebanyak kurang lebih, sekitat 5400 Ha”, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Ir. Pandapotan Siallagan, M. Si kepada media Rabu,(22/04) siang.
Lebih lanjut, dari 5400 Ha ini, hanya sebagian saja yang dilakukan penanaman. Ada sekitar ratusan Ha yang tanam, sedangkan sekitar ribuan Ha ini tidak tanam. Jadi untuk mengantisipasi kejadian ini, Dinas terkait melakukan pergeseran. Artinya beralih akomoditi atau tanaman-tanaman yang berumur pendek, sebagai mana sesuai dengan intruksi Bupati Kupang, Korinus Masneno saat rapat bersama beberapa waktu lalu.
Sehingga tim turun ke lokasi untuk mensurfei sekaligus mendata jumlah petani, dan mensosialisasikan instruksi yang disampaikan Bupati.
Jadi sesuai dengan instruksi Bupati, banyak Petani-petani yang meminta bantuan tanaman umur pendek. “Kita dimusim panas ini kita akan pengadaan tanaman kacang hijau dan jagung. Nah, khusus yamg sudah masuk di dinas, permintaan benih kacang hijau itu sementara kami data. Dari gereja GMIT Pukdale sebanyak kurang lebih 150 Kk yang kami data”.
Dirinya mengakui bahwa ada kendala yang dihadapi yakni, kacang hijau agak sulit. Karena disaat musim tanam, semua daerah domain tanaman kacang hijau tinggi, dan penyuplainnya terbatas, diharapkan agar apa yang ada bisa diperdayakan. Sementara yang sudah ada sekitar 300 Kg.
Ia menambahkan, sementara untuk Desa Manusak, akan ada penambahan. Jadi luas lahan yang direncanakan 25 Ha, tapi yang sekarang ditanam baru 10 Ha. Dan juga kita bagikan dalam bentuk kelompok, dimana 10 Ha sebanyak 10 kelompok, jadi kalau satu kelompok 10 anggota ya berarti 100 anggota kelompok. Dirinya akan berkoordinasi dengan koordinator lapangan supaya saling berkoordinasi untuk pendataan selanjutnya untuk mengantisipasi gagal tanam ini.
Pembagian atau penaman dirinya melibatkan semua stack holder yakni, Dinas terkait, petani, pengamat hama, dan Tokoh-tokoh masyarakat yang ada diwilayah tersebut. Selain itu, dalam suasana wabah Covid–19, ada pun tim gugus tugas yang memantau yakni, Pol PP, Polres Kupang, Kodim, dan BNPB. (Boy*)