Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Kriminal

Polres Nagekeo Lakukan Penyelidikan Terhadap Kasus Kematian Erwin Jogo

81
×

Polres Nagekeo Lakukan Penyelidikan Terhadap Kasus Kematian Erwin Jogo

Sebarkan artikel ini

Nagekeo,_KlikNTT.Com_Kepolisian Polres Nagekeo  terus berupaya melakukan penyelidikan atas kematian pria Remaja 19 tahun (Erwin Jogo Loe) yang diduga melakukan bunuh diri menggunakan seutas tali nilon berukuran 75 senti meter di belakang dapur rumah jabatan Camat Nangaroro pada Rabu, (05/08/2020)

Kasat Reskrim Polres Nagekeo Iptu Mahdi Ibrahim, SH saat ditemui KlikNTT.Com pada Rabu (05/08) mengatakan bahwa untuk sementara pihak kepolisian akan terus melakukan upaya penyelidikan lebih lanjut atas kematian Erwin Jogo Loe.

“Untuk tahapan selanjutnya, sebagai upaya penyelidikan korban tidak akan dilakukan Autopsi Karena Dari keluarga besar Erwin sudah bersepakat bahwa tidak akan dilakukan autopsi.

Ibrahim Menambahkan dari kejadian ini memang Setelah kami tiba di TKP memang benar Korban ditemukan meninggal Dunia dengan dugaan sementara adalah melakukan upaya bunuh diri.

“untuk sementara dari perkembangan penyelidikanka, mi tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan. Tapi kami akan terus melakukan upaya penyelidikan lebih lanjut terkait dengan kematian remaja 19 tahun ini. Katanya

Untuk di ketahui Berdasarkan keterangan saksi Moris Taka (20)  saat ditemui media, Kamis (05/8) mengaku bahwa sehari sebelumnya, korban tidak berada di rumah.

“Kemarin Erwin sempat berada di rumah dari pagi sampai siang. Katanya mau keluar pakai motor metic, merk Mio warna merah. Bilangnya ada keluar sebentar. Lanjutnya,”karena harus menunggu lama, saya hari itu langsung ajak dengan kakak sepupu saya Mira(22) untuk cari dia sampai ke Aegela. Sesampainya di Aegela saya di telpon Lian (18) adik kandung saya pada Selasa (4/8) bahwa motornya sudah di rumah di Nangaroro. Katanya.

Setelah di cek, ternyata Erwin hari itu tidak pulang kampung menemui ibunya. Dia ada di seputaran kelurahan Nangaroro. Saya dengar informasinya bahwa dia di Nangaroro itu tunggu kabar dari adik saya Lian (18).

Sementara berdasarkan keterangan Kapolsek Nangaroro Abubekar Le bahwa Saksi Moris akhirnya kembali ke Nangaroro dan tiba sekitar pukul 19.00 malam. Sampai di Nangaroro saksi melihat motor yang digunakan korban parkir di samping rumah dan korban sendiri tidak ada. Saksi menunggu korban hingga pukul 23:00 malam, namun korban tidak kunjung pulang hingga saksi yang bernama Moris ketiduran.

“Dan esok pagi (Rabu, 5 agustus) saksi Moris mendengar ada teriakan tetangga bahwa samping rumah bahwa ada orang gantung diri” paparnya.

Abubekar menjelaskan, korban meninggal akibat gantung diri menggunakan seutas tali nilon berdiameter sekitar 75 cm di belakang dapur Rumah Jabatan Camat Nangaroro, Gaspar Taka.

Salah satu Keluarga Korban yang merupakan Om dari si Korban Erwin (19) Ferdinandus Bana Mai saat di wawancarai melalui sambungan telepon seluler pada Senin, (10/8) mengatakan bahwa pihaknya saat itu berada di Polsek Nangaroro untuk dimintai keterangan.

“Memang saat itu di depan Polisi kami sudah sampaikan bahwa kematian ini mungkin sudah ajalnya.Tetapi setelah kita coba melihat dari cerita, lalu melihat kondisi korban bahwa ada kejanggalan pada saat penemuan mayat.

Terkait hasil Visum, mantan Kepala Desa Bidoa ini, menyatakan bahwa harus ada keterbukaan ataupun transparan, sehingga pihak keluarga korban tahu apakah bunuh diri tersebut dilakukan oleh korban sendiri atau adakah rekayasa lain. Tegasnya.

Lanjutnya, “Kita berharap ada transparan, sehingga secara ajaran kita tidak diajarkan dan tidak dibenarkan dengan cara seperti itu. Lalu kematian ini, jika direncanakan dan dilakukan oleh orang lain, ya saya pikir harus dipublikasikan supaya masyarakat atau publik juga harus tahu.

Berdasarkan informasi dan cerita, bahwa Handphone milik Korban sebelum kejadian itu berada di rumah milik pacarnya.

“Terakhir itu bahwa Hpnya itu ada di keluarga Ibu Tin, di anaknya itu.

Selaku keluarga besar kami tetap mendukung upaya dari kepolisian untuk segera menindaklanjuti atas kematian Anak kami ini.

Hal serupa juga disampaikan Kanisius Bai Moedaq pada Minggu, (09/8) malam, melalui telepon selulernya mengatakan bahwa publik masih tetap menunggu hasil dari pihak penyidik, sehingga keluarga, maupun publik bisa tau bahwa hal itu benar-benar murni bunuh diri. Jika kematian tersebut tidak wajar, hal itu  semestinya menjadi tugas Penyidik untuk pengembangan kasusnya seperti apa.

Terhadap medis dirinya menyarankan untuk tidak menutup-nutupi berkaitan dengan hasil Visum.

Jangan sampai ada semacam kesengajaan atau diam atau menutup-nutupi. Jangan sampai kesannya kita memelihara penjahat untuk tetap berkeliaran. Katanya. (VD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *