Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Pulau Komodo Akan Dijadikan Tempat Konservasi dan Penelitian

185
×

Pulau Komodo Akan Dijadikan Tempat Konservasi dan Penelitian

Sebarkan artikel ini

Kepala Biro Humas Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu.

Labuan Bajo_KlikNTT.Com_Pulau Komodo akan diarahkan untuk konservasi dan dijadikan tempat penelitian tentang Genus Komodo. Ia akan diarahkan untuk konservasi murni. Karena itu, di sana tidak akan dikembangkan mass tourism (turis massal).

Demikian disampaikan pemerintah provinsi melalui Kepala Biro Humas Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu, dalam jumpa pers dengan beberapa awak media di Hotel Ayana Labuan Bajo, Jumaat (11/9/2020).

Pulau Rinca, tempat akan dibangunnya sarana prasarana (Sarpras) Geopark, jelasnya akan diarahkan untuk mass tourism.

“Nanti, setelah dari Pulau Komodo, yang memang sangat terbatas, orang nanti bisa lebih bebas, di Pulau Rinca. Makanya Pulau Rinca kita bangun sebagai destinasi Wisata mass tourism,” terang Marius.

Tentu, menurutnya ada kekwatiran dari banyak pihak, akan eksistensi Varanus Komodo ke depannya. Atas dasar itu, maka pemerintah ke depannya akan arahkan Pulau Komodo sebagai pusat konservasi.

“Tentu pembangunan pasti ada dampak sosial- ekonomi, tetapi kita melihat sisi positif dari pembangunan itu,” terangnya.

Keinginan pemerintah untuk membangun sarana prasarana (Sarpras) Geopark di Loh Buaya Pulau Rinca memang mendapat resistensi dari masyarakat pelaku pariwisata yang terwakili oleh beberapa organisasi, salah satunya Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata (FORMAPP) Manggarai Barat.

Terkait arus resistensi beberapa kelompok masyarakat itu, pemerintah provinsi, melalui Kepala Biro Humas Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu menegaskan, bahwa perbedaan pendapat itu sangat penting. Namun, seruan perbedaan pendapat itu tetap harus bermuara pada satu tujuan, yakni memajukan masyarakat.

Menurutnya, ini adalah salah satu cara negara hadir untuk mensejahterakan masyarakat. Tujuan pemerintah membangun semua Sarpras itu menurutnya, adalah untuk mendongkrak ekonomi masyarakat NTT umunya, dan masyarakat Labuan Bajo khususnya.

Sebagai destinasi wisata super premium, yang harus dituntut menurutnya adalah semua sarana prasarana harus sesuai dengan kehendak pasar.

“Kalau kita mau turis datang ke NTT, kita harus mengikuti kemauan mereka seperti apa. Mereka mau makan seperti apa. Souvenir maunya seperti apa. Karena kita mau menjual destinasi wisata kita,” pungkas Marius. (yrh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *