Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Julie Laiskodat, ‘Jaga Destinasi Pariwisata demi Pertumbuhan Ekonomi’

9
×

Julie Laiskodat, ‘Jaga Destinasi Pariwisata demi Pertumbuhan Ekonomi’

Sebarkan artikel ini

Oelamasi_KlikNTT.com- Masyarakat harus menjaga Destinasi Pariwisata agar menopang kebutuhan Ekonomi, serta memperbaiki Etos Kerja demi NTT Bangkit, dan Sejahtera.

Hal ini diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Prop. NTT, Julie S. Laiskodat, Selasa,(6/10) Kunjungan Kerja (Kunker) di Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto Kabupaten Kupang.

Maksud kedatangannya guna melihat secara dekat permasalahan serta potensi yang dapat dikembangkan di daerah ini, salah satunya adalah Gua Alam di Desa Tersebut yang akrab disapa masyarakat dengan sebutan “NUAT BKAU” atau Gua Kelelawar.

Yang mana tempat ini menurut salah satu Anggota DPR RI Komisi IV merupakan sebuah potensi Budaya, Ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan, serta potensi Ekonomi yang baik bagi Masyarakat setempat.

Dirinya mengatakan bahwa Gubernur NTT menjadikan sektor Pariwisata sebagai penggerak utama roda Ekonomi NTT ke depan. Maka itu, Julie tekankan kepada Masyarakat Desa Fatukanutu dan sekitarnya untuk menjaga dan menata lokasi Gua alam ini lebih bersih dan menarik.

Jaga lingkungannya sehingga bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dan pastinya perekonomian menjadi lebih baik. Selain itu peran PKK kecamatan ditegaskan Julie lebih peka lagi serta kerahkan Ibu-ibu dan Pemuda-pemudi utk menghasilkan berbagai jajanan pangan lokal serta kerajinan tangan lainnya.

“NTT dianugerahi Tuhan alam yang baik serta leluhur kita mewariskan budaya yang kaya dan luar biasa, tinggal bagaimana kita memelihara dan memanfaatkannya secara baik”, pesan Juliet.

Julie berharap, bisa menjadi destinasi wisata dan gua alam ini jangan di modernisasi tapi lebih ke alam, untuk itu, Ia meminta dibuatkan grand design yang tepat untuk bisa diperjuangkan.

“Jangan khawatir hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya dititipkan sementara ke Museum Provinsi, dikemas dan jangan lupa mencatumkan keterangan milik Desa Fatukanutu kab. Kupang. Dan jika kab. Kupang sudah siap museumnya, pastinya akan dikembalikan”, bebernya.

Bunda PAUD Provinsi NTT ini juga mendorong para petani maupun peternak untuk mengembangkan berbagai potensi pertanian dan peternakan yang ada.

Keberadaannya di komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Kehutanan, Maritim/Kelautan dan Perikanan Pangan, dinyatakan Julie bahwa program TJPS yang digagas oleh Pemprov NTT harusnya dipahami dan dikerjakan maksimal demi perbaikan ekonomi masyarakat dangan sumber daya yang dimiliki.

Hasil tenunan motif Daerah kendala apa yang dihadapi, sampaikan saja kepadanya. Selain modal tak cukup, jika yang menjadi masalah ialah masalah Pasar, diyakinkannya untuk mengirimkan hasil tenunannya ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Prov.NTT asalkan dijaga kualitasnya dan buka rekening Bank NTT. Karena Ia menginginkan agar etos kerja diperbaiki dan ditingkatkan.

“Untuk semua stakeholder dan masyarakat harus bangkit, bekerja sama bangun NTT menjadi lebih sejahtera”, bebernya.

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ibu Julie Laiskodat beserta rombongan serta seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya ekskavasi gua “NUAT BKAU” Desa Fatukanutu.

“Kiranya dapat menjadi suatu langkah awal bagi kita bersama, dlm menggapai harapan baru terhadap kemajuan budaya di Kab. Kupang”.

Ia menginginkan adanya kerjasama yang baik antar Pemkab.Kupang, Pemprov.NTT dan Pemerintah Pusat sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan Ekonomi serta pendapatan Daerah.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Universitas Wolonggong Australia dan Arkeolog Nasional serta Dinas Kebudayaan Prop.NTT ditemukan adanya tulang manusia serta peralatan modern yang diperkirakan ada sejak zaman neolitik. Sebuah temuan yang cukup membanggakan masyarakat Kab. Kupang.

Lanjutnya hal ini menjadi penting agar kita paham tentang sejarah budaya, perilaku manusia serta proses perubahan budaya yang terjadi sampai saat ini. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *