Nagekeo, KlikNTT.Com-Dalam Rangka meningkatkan produksi dan Produktivitas anak muda, Bupati Don Meminta Agar Anak mudah Nagekeo Harus berkesempatan untuk bewirausaha dan berlatih. Hal tersebut disampaikan Bupati Don pada kegiatan Talk Show Kewirausahaan berbasis pertanian dan industri Perdesaan yang bertempat di Aula Hotel Sasandi. Pada Rabu, (25/11/2020) pagi.
Kegiatan Talk Show tersebut bekerja sama serta mendapat dukungan dari Power Agro Indonesia (PowerAgro.id) dan Wahana Visi Indonesia.
Bupati Nagekeo pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Pelatihan Kewirausahaan Pertanian Sebagai salah satu kegiatan Bridge Academy-Nagekeo pada awal tahun 2021 adalah Pelatihan Kewirausahaan Pertanian bagi petani muda. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan kepada petani muda berlatih menggunakan teknologi pertanian untuk peningkatan produksi dan produktifitasnya.
Pelatihan yang menggabungkan kelas teoritik, praktik dan magang ini, tidak hanya berisi tentang budidaya dan penggunaan teknologi pertanian, namun juga menitikberatkan pada aspek kewirausahaan. Peserta pelatihan juga akan mendapatkan pembekalan literasi keuangan (financial literacy) dan model bisnis korporasi. Pada akhir pelatihan peserta terpilih bisa mendapatkan dukungan finansial dari lembaga keuangan yang bekerjasama dengan dukungan dari Power Agro Indonesia (PowerAgro.id) dan Wahana Visi Indonesia, pelatihan gratis ini mula-mula akan menyasar petani milenial dan dilakukan dalam beberapa putaran. Untuk putaran pertama setidaknya 10-15 peserta akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas dalam periode waktu dua bulan di Kebun Hortikultura.
Bupati juga mengatakan bahwa orang Nagekeo siap tidak untuk menerima produk yang datang dari luar daerah. Kemudian kita mau memperkenalkan produk lokal kita, tetapi kita sendiri tidak siap. Kemudian Para aktivis kita datang dan mengatakan bahwa, Pak harus larang pak, produk yang datang dari sana. Saya bilang “Ngemi gha” dalam bahasa daerah Nagekeo yang berarti (diam). Kita tidak bisa begitu, lu siapa kita siapa. Kita membuat produk, supaya bisa bersaing. katanya.
Sementara Kasianus Sebho salah satu Tim pelatihan Kewirausahaan pertanian pada tempat yang sama menyatakan bahwa perlunya aksi-aksi nyata untuk mengawal transformasi di perdesaan yang tengah terjadi.
“Tak hanya mengandalkan pemerintah, lembaga lain seperti pendidikan, organisasi swadaya, media, dan sektor swasta perlu terlibat untuk memajukan program pembangunan Perdesaan( rural development), tak terkecuali inisiatif-inisiatif mandiri yang digagas dan diupayakan oleh masyarakat, atau kolaborasi diantaranya. Maka sebagai bentuk kontribusi dan aksi nyata untuk menyongsong arus perubahan, telah dicetuskan inisiatif kecil bernama Bridge Academy-Nagekeo hari ini.
Kasianus menjelaskan bahwa, Bridge Academy-Nagekeo adalah inisiatif kecil untuk indonesia dan dunia yang berfokus dan menempatkan pembangunan perdesaan (rural development) sebagai tujuannya dan berkomitmen untuk membantu desa-desa dan masyarakatnya tumbuh.
“Bridge Academy-Nagekeo memandang pembangunan perdesaan tidak bisa dipisahkan dari dua pilar utama yaitu pertanian perdesaan (Rural Agriculture) dan industri Perdesaan (Rural Industry). Kedua pilar tersebut akan menjadi jembatan perubahan bagi masyarakat dengan dukungan dua perangkat utama yaitu Transformasi Digital perdesaan ( Rural Digital Transformation) dan penyuluhan pertanian dan perdesaan (Rural Extension). (VD).