Nagekeo, KlikNTT.Com-Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do melauncing program Yayasan Kroman Malaka (YKM) Gerakan Genova School Nusantara (GSN) sekaligus menandatangani perjanjian kerja sama antara Pemerintah Daerah bersama Yayasan Kroman Malaka (YKM) berlangsung sederhana yang bertempat di Aula Setda Nagekeo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Jumat, (27/11/2020).
Dengan tema “Demi Masa Depan yang Gemilang Anak Nusantara, Kita Jamin Ketuntasan Belajar Anak-anak Nusantara Minimal Hingga Jenjang Pendidikan Menengah”.
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan hadirnya gerakan GSN ini, mereka melihat yang belum dilihat, bagaimana karya kegiatan hambatan anak ke sekolah itu, salah satunya adalah biaya.
“Ini sebuah sisi yang tidak terlihat atau tidak kita kolaborasi. Dan saya berharap yang hadir di sini adalah kepala sekolah, sehingga intevensi kita di bidang pendidikan serta asumsi kita tentang wajib belajar 12 tahun belajar, hanya mendapatkan dasar-dasar. Bukan tanpa alasan, kita harus menyiapkan generasi kita supaya punya basis kemampuan untuk menyerap apa saja.
Lebih lanjut, Bupati Don mengatakan bahwa, sekarang ini kita tidak tau persis keterampilan apa yang dibutuhkan oleh anak kita 15-20 tahun ke depan, untuk bisa bersaing dalam dunia kerja. Karena yang terjadi sekarang adalah perubahan. Jadi yang sekarang itu, “Keti Ka” harus kerja. Ngetam padi.
“Jadi anak-anak kita harus dikasih bekal kemampuan untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan. Jadi, era sekarang ini berubah begitu cepat. Kita perlu kerja ekstra. Katanya.
Sementara Ketua Yayasan Kroman Malaka (YKM) Adriana Febriana Luruk Seran, Amd.Kep, dihadapan ratusan orang tua menjelaskan bahwa gerakan
Genova School Nusantara (GSN) merupakan suatu gerakan perubahan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi siswa di seluruh nusantara. Sehingga, mempunyai kesempatan yang sama mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
“Dengan tujuan kegiatan ini, yakni kita ingin mempublikasikan kepada masyarakat sekaligus menginformasikan secara terbuka kepada seluruh masyarakat Nagekeo. Selain itu, ada dua korwil yakni korwil Kabupaten Ende, Ngada dan Manggarai Timur untuk keberadaan GSN. Tetapi sebenarnya GSN sendiri sudah ada sejak 2018. Dan ini kami hanya mempublikasikan bahwa benar-benar kita hadir. Dalam mempublikasikan proses 2018 sampai 2020 ini, kita sudah melakukan sosialisasi serta mengimplemrealisasi berupa atribut dan membayar SPP.
Ketua YKM biasa disapa Venny ini, menjelaskan bahwa, GSN memilih kabupaten Nagekeo, karena sudah memenuhi syarat kuota terbanyak dari empat Kabupaten lain dengan jumlah sebanyak 875 anak peminat untuk masuk dalam GSN. Untuk kuota lanjutan, setelah kegiatan Launcing ini, untuk satu Kabupaten minimal sebanyak 1.250 anak. Namun hal tersebut masih harus melaui tahap evaluasi dulu untuk 875 anak ini. Apabila sudah sesuai dengan standar dari GSN maka, kita menambah lagi.
Lebih lanjut, persyaratan utama untuk masuk dalam GSN sendiri yang petama harus ada dukungan dari orang tua setelah itu di bekali dengan kartu keluarga, akta kelahiran anak atau surat permandian, foto kopy rapot dan dokumentasi rumah orang tua anak, sekolah, kantor desa. Itu adalah syarat yang harus dimiliki anak GSN, apabila tergabung sebagai GSN.
Adapun syarat wajib adalah menabung selama 10 bulan dengan nominal sebesar 175 ribu perbulan. Dan anak-anak Nagekeo sudah melakukan tahap realisasinya pada tahap ke tiga. Setelah sampai pada bulan ke sepuluh, tahap berikutnya tidak lagi. Tahap berikutnya, biarlah donatur yang memberi kepada adik-adik GSN.
Dirinya berharap agar tidak terjadinya angka putus sekolah, kemudian kualitas output yang dihasilkan dari anak yang di damping terlihat berbeda dari anak-anak yang non GSN, dalam artian ilmu pengetahuannya pasti ada sekolah formalnya. Tetapi perlunya pendampingan baik itu keterampilan maupun karakter anak itu sendiri. Sehingga anak-anak kita kedepan bisa menjadi model. Sehingga Pemerintah Daerah bisa melihat perbedaan anak yang tidak masuk GSN dan anak yang masuk GSN.
Untuk Pendampingan anak direncanakan pada bulan juni 2021 yakni Forkom (forum komunikasi) anak. Selain itu pada bulan februari akan dibuka kuota tambahan. Namun kita masih melakukan observasi bersama para aktivis baru buat pemetaan pada 6 Kecamatan yang sudah aktif.
Di tempat yang sama, Pemina Yayasan Fridolin Berek saat ditemui media menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan launching. Tetapi yang kita maksudkan dengan launching itu adalah mewartakan ke publik. Kalau Go Public sendiri yang kaitannya dengan prodak perusahaan yang berarti sudah teruji. Oleh karena itu, launcing hari ini saya mau katakan bahwa GSN Go Public di Nagekeo.
Secara Nasional Launcing GSN terjadi di Malaka pada tanggal 28 Agustus 2018. Tetapi yang launcing sekarang ini adalah Go Public. Pada prinsipnya kita bekerja saja dulu, ini merupakan pembuktian Go Public bahwa kami sudah ada, dan kami sudah bekerja dan inilah buktinya.
Dirinya memberikan apresiasi yang sangat luar biasa, karena hari ini dihadiri oleh Bupati Nagekeo dan tahu keberadaan dengan hadirannya GSN di Nagekeo. Para aktivis sejauh ini sudah bekerja di 12 kabupaten, tetapi launching seperti ini, baru pertama di Nagekeo. Dan hari senin ini launcing di Lembata. Dari 12 Kabupaten, 2 Kabupaten sudah mencapai target.
Kami juga mengajak orang tua untuk mulai menabung untuk anak dan mempercayakan anggaran ini untuk dikelola untuk menjamin anak untuk tuntas SMA melaui mekanisme yang dibuat oleh YKM-GSN.
Kami sangat berbangga bisa Launcing di Nagekeo, karena sudah melampaui target. Padahal target kita adalah 500, tapi Nagekeo 875. Artinya orang tua sepakat dengan gerakan GSN ini dan mau terlibat serta aktif.
Dengan kehadiran Bupati hari ini saya mau katakan bahwa responnya sangat mendukung dan sudah menandatangani MOU. Dengan begitu, Pemerintah Kabupaten Nagekeo akan mendukung Yayasan Gerakan GSN di Nagekeo. Bupati Nagekeo secara resmi membuka dan apa yang sudah Bupati sampaikan hari ini, benar-benar sejalan dengan apa yang telah kita sebutkan sebagai gerakan
Dirinya berharap agar para orang tua tetap bersinergi dengan aktivis mendampingi anak melaui forum anak ini.
Harus bentuk kegiatan bersama. Sehingga anak bersama orang tua, sekolah dan aktivis itu bisa sama-sama bekerja. Prinsipnya kita bekerja bagi anak, sehingga anak tersbut bisa mendapatkan pendidikan mental. Katanya. (VD).