Kupang_KlikNTT.com- Anggota DPR RI Dapil NTT II Fraksi Partai Demokrat, Anita J. Gah, akan terus menyoroti Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang peruntukan bagi Siswa/I SD, SMP, dan SMA di Nusa Tenggara Timur.
Berkaitan dengan dana PIP masih banyak Siswa/I yang belim mencairkan, bahkan sampai saat ini para kepala sekolah belum cairkan. Karena mendapat hambatan dari Bank.
Seperti yang terjadi di SMK N 4, terdapat 126 Siswa/I yang sudah memenuhi syarat secara kolektif untuk pencairan, namun setelah sampai di Bank harus mengisi lagi syarat-syarat yang dikeluarkan pihak bank yang mana membuat Anak-anak merasa rumit untuk di isi.
“Intinya pencairan masih terhambat. Dan saya yakin di Tahun 2020 masih banyak yang belum mencairkan. Dan ini masalahnya lebih banyak. Yang pertama, banyak anak-anak tidak tau. Karena kepala sekolahnya tidak memberi tahu. Yang kedua, kepala sekolah tidak bisa disalahkan karena mereka tinggu dari pihak bank. Nah, yang sangat saya sesalkan adalah harusnya ini tanggung jawab dinas pendidikan”, tegas Anita usai Doa Bersama di Zubasuka Jumat,(26/03) siang.
Jadi kalau sampai terjadi hal seperti ini, Dinas Pendidikan yang bertanggung jawab penuh baik itu di Kota Kupang, dan Kabupaten Kupang, serta Kabupaten-kabupaten lainnya.
Karena ketika Kementrian Pendidikan dan Kementrian Keuangan disaat DPR menyetujui anggaran PIP, dari Kementrian Pemdidikan langsung menginformasikan ke Dinas Pendidikan.
Dinas Pendidikan harus menginformasikan ke para Kepala Sekolah. Karena Kementrian sudah mengiinformasikan ke Dinas, berapa nilai uangnya, berapa sekolah, berapa Siswa/I, di Kabupaten/Kota mana saja yang mendapat PIP, semunya itu sudah jelas. Dan Bank juga dapat data-data itu.
Tetapi yang menjadi pertanyaannya, bia sekali dari Tahun 2018, 2019 baru dicairkan tahun 2020, dengan alasan kepala sekolah tidak mengetahui. Dan yang diketahui, banyak orang tua siswa dipanggil kepala sekolah untuk pencairan. Dan kepala sekolah kaget, karena apa, datangnya dari pihak bank. Ada juga datangnya dari dinas pendidikan. Ia sangat kesal dengan kejadian ini.
Sehingga Ia meminta bantuan awak media agar membantu menyoroti masalah ini. Karena terus terang bantuan PIP banyak masalah. Maka itu yang ditakutkannya, uang ini diberikan ka Anak-anak namun secara Diam-diam patut diduga uang tersebut di simpan ke tempat lain.
Yang pertama, masih banyak Dana-dana Siswa mengendap di Bank, yang kedua kepala sekolah tidak tau kapan muridnya dapat, kapan pencairan, yang ketiga harusnya kepala Dinasnya cerdas, betul-betul kerja untuk Rakyat, Ia tau aturannya, kemudian Bank sebagai penyalur, “tau dirilah ketika dikasi tahu karena bank tau nama-namanya, sebab yang membuat rekening ini kan bank”.
Ketika dana digelontorkan dari Kemenkeu ke KPPN langsung disalurkan ke Bank. Dan ketika sudah di Bank, pihak Bank mengetahui berapa nilai uang itu diperuntukan untuk apa, dan berapa banyak yang terima.
“Cuman yang sangat saya sesalkan adalah, kenapa bank diam, kenapa juga kepala dinas diam, kalau misalnya kepala dinas dan bank aktif, ga mungkin ada masalah seperti ini. Saya ngga tau ni kenapa ko malas sekali umumkan ke siswa, kenapa sih, kan setiap tahun anggaran ada. Kalau kepala dinasnya tidak tau berenti dari kepala dinas”, tegas Anita. (Boy)