Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Selain Rumah Warga di Bakar, ‘Pdt. GMIT Gibon Desa Taloetan di Ancam’

78
×

Selain Rumah Warga di Bakar, ‘Pdt. GMIT Gibon Desa Taloetan di Ancam’

Sebarkan artikel ini

Nekamese_KlikNTT.com- Akibat dari Sengketa Pengusuran luas Lahan 5 Ha di Desa Taloetan beberapa hari yang lalu, sehingga adanya pembakaran belasan rumah warga, bahkan Pdt. GMIT Gibon Desa Taloetan, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, NTT, Erna Ratu Eda Fanggidae diancam oleh sekelompok dari penggugat pada hari Minggu,(28/03) lalu.

Pdt. GMIT Gibon Desa Talotan, kepada awak media di Gereja Gibon Taloetan Kamis,(01/04) sore mengatakan bahwa memang Ia diancam. Ketika Ia memimpin sidang, sidang pun belum selesai dan saat itu dari jemaat berlari dan memberitahukan bahwa Gereja akan diserang.

Dalam keadaan panik, koster memukul lonceng Gereja. Ia merasa takut, karena yang paling banyak adalah kaum perempuan, Laki-laki hanya beberapa orang yang mengikuti rapat. Dan juga ada yang menginformasikan bahwa sebagai Wakil Ketua Majelis, Thomas akan dibunuh.

Ia pun menyuruh salah satu majelisnya untuk menyembunyikan Wakil Ketua Majelis. Saat itu Ia mengatakan bahwa saipun yang datang merusak gereja, Ia akan berhadapan dengannya.

Setelah beberapa lama, Ia bersama suami, dan Anak-anak serta seorang pemuda berdiri di jalan untuk melihat truk kuning yang memuat banyak banyak orang tak dikenal.

Sebelum truk itu mendekat, Ia mengaku bahwa ada Polisi, tetapi Polisi hanya beberapa orang, maka tidak bisa karena sekolompok orang itu datang dengan membawa busur, dan anak panah.

Terlihat beberapa orang yang sempat turun dan naik kembali ke truk. Kemudian truk itu bergerak ke arah gereja. Di dalam truk itu, ia mengaku bahwa terlihat ada orang asli desa taloetan. Karena salah satunya adalah jemaatnya yakni, Salmun Sak.

Dengan adanya rasa panik dan takut, gerejalah yang menjadi tempat persembunyian untuk menyelamatkan diri. Sehingga ia memberitahukan kepada beberapa jemaat yang mengikuti rapat untuk diam sambil berdoa.

Ia pun memilih untuk keluar menuju ke persimpangan jalan dengan memakai toganya, ketika itu rumah warga sudah terbakar.

Terlihat dua orang yang membawa kelewang dan anak panah, Ia kuat dan beranikan diri. Ia tidak lari, karena kalau lari ia akan dikejar.

Di dalam truk yang mendekatinya, beberapa orang mengancamnya.

“Mereka dekat dan ancam saya, ini dia ju salah satu, bakar dia. Jadi beta bilang mari bakar su, beta ada pake toga ni, mari bakar su. Untung saya pake toga, kalau saya tidak pake toga maka saya pasti dibunuh dan bakar. Kemudia saya kembali buka pintu dan saya masuk”, ungkapnya resah.

Lebih lanjut, dengan adanya rasa takut dan panik akan kejadian ini, kegiatan Kerohanian dalam pelayanan Geraja yakni Gereja Sedia ditiadakan.

Ia juga sudah menyampaikan ancaman ini ke Ketua Sinode GMIT NTT.

Ironisnya, ketika ia mendatangi pihak Kepolisian Resor Kupang (Polres Kupang) untuk melaporkan hal ini namun pihak Polres Kupang belum menerimanya untuk membuat laporan.

Hingga berita ini ditayang, Ketua Sinode GMIT NTT dan pihak Kepolisian Polres Kabupaten Kupang belum berhasil di wawancarai. (Boy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *