Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Daerah

Akibat Badai Seroja, Sebanyak 32 Gedung SD dan 11 SMP di Kabupaten Kupang Rusak

78
×

Akibat Badai Seroja, Sebanyak 32 Gedung SD dan 11 SMP di Kabupaten Kupang Rusak

Sebarkan artikel ini

Oelamasi_KlikNTT.com- Aibat Badai Siklon Tropis Seroja yang terjadi di NTT Minggu,(04/04) dini hari lalu, selain merusak rumah warga, banyak juga gedung Sekolah yang rusak. Terkhususnya di wilayah Kabupaten Kupang, terdapat sebanyak 32 Gedung SD, dan 11 SMP, dan PAUD 46 Sekolah rusak parah.

Demikian hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kabupaten Kupang, Imanuel Buan kepada media ini Selasa,(20/04) siang menyampaikan rasa Syukur kepada Bapa, Ibu Guru, Orang Tua, Komite Sekolah baik itu perorangan maupun kelompok yayasan, dan yang di cintai Siswa/I jenjang PAUD, SD serta SMP.

Pada kesempatan tersebut, atas Anugerah Tuhan, oleh karena perlindungannya walaupun ditengah Badai Siklon Tropis Seroja yang sudah dilewati sebagaimana memporak-porandakan NTT, terkhusus wilayah Kabupaten Kupang.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap aktifitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun pada kesempatan tersebut, “Ia ingin menyampaikan bahwa persoalan dari pada gedubg yang rusak untuk SD sebanyak 32 Sekolah, SMP 11 Sekolah, dan PAUD 46 Sekolah”.

Dengan sebanyak Sekolah yang rusak ini, untuk sementara telah di data dan telah memasukan Sekolah ini kepada BPBD Kabupaten Kupang, untuk di serahkan ke Pusat sesuai dengan hurarki yang ada.

Ia menyampaikan kepada para Kepala Sekolah yang sekolahnya terdampak Badai Seroja agar tetap mengikuti sistem yang ada pada institusi pendidikan yakni, perlu mamasukan kondisi kerusakan sekolah pada aplikasi dapodik. Dengan menentukan titik koordinat, letak dari sekolah itu serta kondisi ruangan yang rusak.

“Itu perlu diaploud ke dapodik, sehingga demikian maka data yang telah kita masukan melalui BPBD, dan diteruskan kepada pemerintah pusat, tetapi pemerintah pusat melakukan ferifikasi data itu dengan melihat pada dapodik, ternyata betul kondisi sekolah itu terjadi ketusakan”, jelas Buan.

Lebih lanjut, para operator sekolah harus giat dalam penginputan data. Sebab, Ia berpikir bahwa data yang sudah dimasukan akan diteruskan BNPB Puasat. Dan akan ada tim yang menggodok, lalu menyerahkan ke Kementrian Pendidikan sesuai kondisi.

Harapnya, kalau bisa diperubahan APBN, bisa dimasukan afirmasi pendidikan untuk pengadaan sarana dan prasarana rehabilitasi Sekolah-sekolah yang rusak.

Walaupun dalam kondisi seperti ini, “Tetapi saya ingatkan, tidak bileh dijadikan sebagai alasan agar kegiatan Belajar Dari Rumah tidak dilaksanakan. Kegiatan bdr wajib hukumnya untuk dilakukan dalam kondisi apa pun. Oleh karena itu, saya minta kepada bapak/ibu guru agar siapkan rencana pembelajaran untuk diantarkan kepada siswa agar hasilnya dievaluasi sehingga jika ada tidak kepahaman siswa pada standar kompetensi yang mana bisa dilakukan perbaikan ke depang”, ungkap Buan.

Ia juga meminta kepada Guru Komite dan Orang Tua Siswa agar jangan melihat keadaan seperti ini lalu BDR itu ditiadakan. Karena sekarang sudah berada pada bulan April. Bukan Mei, akan ada ujian untuk SMP. Nah, ujian SMP ini memang ada arahan dari Menteri Pendidikan bahwa ujian bisa dilaksanakan apa bila orang tua dan pihak sekolah bersepakat untuk dilaksanakan di Sekolah.

Serta ada juga di Sekolah-sekolah yang kondisi penyebaran Covid-19 nya tinggi, bisa saja para Kepala Sekolah dan Guru untuk bisa melaksanakan analisis nilai-nilai ujian semester agar bisa dijadikan sebagai dasar hasil dari pada ujian Siswa/I yang akan dituangkan dalam ijasah. (Boy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *