Oelamasi_KlikNTT.com- Ternyata uang Program Keluarga Harapan (PKH) yang hilang di rekening Bank di ambil oleh Keluarga Penerima Manfaaf (KPM) sendiri atas nama Oktotarince Tafuli Rihu.
Demikian hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang, Anis Masneno kepada media ini Senin,(10/05) via pesan WAnya.
Uang yang hilang di rekening salah satu Bank milik Pemerintah tersebut sudah ditelusuri. Dan yang bersangkutan (KPM) yang mengambil uang tersebut. Sudah dibuktikan dengan CCTV yang ada pada ATM Bank.
Sehingga PKM yang bersangkutan sudah mengakui kalau diriny yang sudah mengambil uangnya, dan dirinya sudah meminta maaf.
“Ternyata Ibu itu sendiri yang ambil uangnya, dan dibuktikan dgn cctv ATM BRI dan tadi sore sudah diklarifikasi di BRI Cabang Kupang dan ybs mengakui klo dia yg sudah ambil uangnya dan minta maaf”, kutip Masneno.
Dirinya menambahkan bahwa secara logikanya, buku tabungan dan kartu KKS dipegang oleh yang bersangkutan, sehingga tidak mungkin orang lain bisa mengambil uangnya.
Sementara Stefanus Juarto, Kepala Cabang salah satu Bank Pemerintah, Senin (10/05) di Kupang menjelaskan, uang milik Oktarince Tafuli – Riwu KPM PKH di Kelurahan Camplong I, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT tidak hilang dari rekening.
Yang terjadi, pada tanggal 22 Januari 2021 ada uang masuk ke rekening yang bersangkutan sebesar Rp. 200.000, dan uang itu diambil sendiri oleh yang bersangkutan menggunakan KKS atau kartu ATM.
Ini dibuktikan dengan rekaman pada CCTV di ATM Bank pemerintah unit Camplong.
Terkait uang yang masuk rekening KPM PKH sebesar Rp. 500.000 sesuai print out buku rekening, Ia menjelaskan bahwa hasil print out pada buku rekening merupakan hasil compress buku rekning dari transaksi terakhir KPM PKH.
Buku rekening milik KPM ada sejak tahun 2016 saat mendapatkan PKH, buku rekening yang bersangkutan pernah hilang dan pihak Bank mencetak buku rekening yang baru.
“Pada buku rekening yang baru, Bank tidak mungkin mencetak semua transaksi keuangan dari awal menerima PKH tahun 2016 hingga tahun 2021. Pihak Bank dalam buku rekening baru itu hanya mencetak tiga transaksi terakhir dan yang terpenting adalah jumlah saldo tidak berubah”, ujar Juarto. (***)