Oelamasi_KlikNTT.com- Karang Taruna (KT) Desa Mata Air menggandeng Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, melakukan penanaman ratusan anakan mangrof di Pantai Sulamanda, Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Kamis,(23/09) pagi.
Ketua Karang Taruna Desa Mata Air, Ari Buraen kepada media mengatakan, sebagai orang muda yang tergabung di dalam Karang Taruna tentu memberikan perhatian untuk setiap kegiatan pembangunan yang ada di Desa termasuk perhatian terhadap lingkungan.
Kegiatan ratusan penanaman mangrof ini merupakan hasil komunikasi Karang Taruna dengan Fakultas Perikanan Undana, yang juga secara kebetulan Mahasiswa ingin membuat kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga Karang Taruna menyediakan lokasi.
Karena memang di pesisir pantai sulamanda, Desa Mata Air ini terkena abrasi yang cukup dalam kurang lebih 50 meter.
Kegiatan ini dilakukan karena Ia ingin untuk menjaga dan melestarikan pesisir pantai di Desa Mata Air. “Nah, kalau kita tidak berikan perhatian dari sekarang akan berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan desa mata air”, beber Ari.
Harapnya, dengan adanya kegiatan seperti ini dapat memberikan dampak, berikan manfaat bagi masyarakat. Terlebih kepada lingkungan. Dan juga sudah dilakukan sudah dua kali.
Dengan adanya perdampingan dari akademisi, ke depan terus membantu Karang Taruna dengan apa yang sudah dilakukan hari ini memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan kita.
Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Undana, dr. Franchy Christian Liufeto, S. Pi., M. Si mengatakan hari ini, Fakultas Perikanan dan panitia bersama ratusan mahasiswa baru mendatangi pantai sulamanda untuk melakukan aksi pengenalan lingkungan, sekaligus rehabilitasi kawasan-kawasan yang dilihat saat ini harusnya cukup padat tapi dengan keadaan abrasi sehingga kosong
Untuk itu, dari kampus yang punya kompotensi dan kapasitas. Sehingga pihaknya bersama-sama dengan Kepala Desa dan BPD, dan juga Karang Taruna berupaya memgembalikan agar kembali pulih.
“Kita siap lima ratusan anakan mangrof, dan saat ini kita sudah tanam sekotar tiga ratusan, ada lagi pembinitan berikut tapi nanti dua ratusan akan kita siapkan untuk penanaman berikut. Kita target sekitar lima ribuan untuk yang sekarang. Tentu kita harus liat kondisi lahan yang kosong”, ungkapnya.
Mengenai perawatan agar anakan mangrof jangan mati, memang sudah lakukan interfensi melalui mata kuliah tertentu. Karena kalau ini dilakukan di bipolo mungkin akses kesana agak jauh.
Tapi karena Desa Mata Air berdekatan dengan Undana, maka ini akan memudahkan mahasiswa bahkan dosen untuk melakukan perdampingan dalam perawatan.
Sementara Kepala Desa Mata Air, Benyamin Kanuk mengatakan lokasi sekarang yang di tanam ini merupakan satu kajian dari fakultas kelautan perikanan undana.
Sebelum ada informasi untuk penanaman mangrof, pihaknya turun survei untuk mengambil sampel. Krena sudah dua kali pananam mangrof di sini tapi tidak jadi.
Kenapa tidak jadi, karena memang hanya tanam di atas pasir sehingga tidak ada petikatan akar sehingga mati. Kalau di tempat ini memang cocok karena tanah yang berlumpur dan layak.
Sehingga bagaimanapun akarnya berkembang. Dalam MOU bersama, harapannya kedepan Desa Mata Air kerja sama dengan Mahasiswa Undana khususnya Fakultas Perikanan Kelautan.
Tujuanya bahwa selain pihaknya ke depan menjaga abrasi pantai, tetapi pembibitan mangrof juga sudah ada.
“Jadi saya kira ada tujuan mulia untuk kami di panggil untuk kolaborasi dengan beberapa stek holder yang ada untuk menjaga keutuhan lingkungan. Yang mati kami berupaya unyuk menanam kembali, kami juga sudah bersepakat dengan karang taruna untuk menjaga kelangsungan ini, kami juga minta kepada mahasiswa undana untuk menjadi pengamping kami disini”, pungkas Kanuk. (Boy)