Oelamasi_KlikNTT.com- Berkaitan dengan Pelaksanaan Ujian Sekolah di tingkat SMP maupun SD, khususnya di Kabupaten Kupang tetap dilkasanakan secara Bertatap Muka, namun tetap mematuhi Prokolerer Kesehatan (Prokes) Covid–19.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Imanuel E. Buan kepada media ini Senin,(14/03/22) siang diruang kerjanya.
“Khusus kita kabupaten kupang yang mengalami peningkatan covid–19, dimana kemungkinan berada pada level II atau zonamerah, bagi kita khusus pendidikan tidak menjadi hambatan. Karena berdasarkan data, yang terkoonfimasi itu banyak sembuh. Dan juga angka kematian hampir tidak ada”, jelas buan.
Sehingga Dinas terkait telah mengeluarkan surat edaran untuk Pembelajaran Tatap Muka (PMT) terbatas, dan tetap mematuhi Prokes. Dan jika pada satuan pendidikan tertentu terdapat siswa yang terkoonfirmasi positif covid, maka disaranakan khusus Siswa-siswi pada kelas itu di lanjutkan dengan Belajar di Rumah (BDR), agar PMT untuk sementara dihentikan.
Ia mencotohi SD Inpres Pulu Ti, karena beberapa waktu lalu Ia mendapat informasi bahwa salah satu siswa terkoonfirmasi covid, lalu PMT pada kelas tidak dilaksanakan untuk sementara, dan siswa tersebut menjalani isoman selama kurang lebih 4-5 hari. Setelah itu mengikuti tes, hasilnya negatif. Kemudian bisa dilanjutkan lagi dengan PMT.
“Pembelajaran tatap muka terbatas ini dilanjutkan, tetapi tetap mematuhi prokes, sebab covid–19 ini masih ada. Oleh karena itu kita tetap menjaga diri, memproteksi diri kita dengan tetap patuhi prokes”, bebernya.
Ia menambahkan bahwa berkaitan dengan Vaksinasi Covid–19 bagi Siswa-siswi SMP maupun SD, hampir di semua sekolah sudah mendapatkan pelayanan Vaksin.
Bahkan di beberapa sekolah yang pada umumnya terdapat Orang Tua siswa yang melarang Anaknya untuk tidak boleh vaksin. Namun dirinya sudah menghimbau agar orang tua mematuhi Prokes, dan juga Ia meminta bantuan semua pihak untuk mengkampanyekan tentang manfaat dari vaksin.
“Sebab kami hanya punya kemampuan untuk menghimbau anak-anak agar vaksin. Tetapi ketika orang tua tidak kau, ini tugas misalnya kepala desa, bhabinkamtibmas, bhabinsa, atau camat. Ini mesti semua, katena kita di dinas tidak punya kekuatan lebih untuk menekan anak-anak. Karena, itu, kami hanya sebatas menghimbau”, ungkap Buan. (Boy)
Very interesting topic, thanks for posting.Raise your business